Ada tiga atau bahkan sembilan musuh dari pengenalan akan Allah:
Merasa Tinggi Meskipun Di Tempat Terendah
Orang yang sombong atau tinggi hati tidak mungkin dapat mengenal Allah. Dia hanya mengenal diri dan keinginanya sendiri. Kata lain dari kesombongan adalah ‘kebanggan hidup’ yang sebabkan oleh keinginan mata dan keinginan tubuh. Manusia yang sudah jatuh dalam dosa telah berada dalam posisi yang terendah. Karena itu, hanya Allah yang dapat meninggikannya kembali apabila manusia itu mengakui dan menerima keadaanya yang sudah tidak berdaya akibat dosa. Itu sebabnya telah disabdakan,
“Siapa meninggikan dirinya, ia akan direndahkan. Tetapi siapa merendahkan dirinya, ia akan ditinggikan.” – Matius 23:12 (SB)
Kesombongan adalah puncak dari segala keinginan. Setiap keinginan menjadi jalan masuk bagi pencobaan. Pencobaan pasti ada karena si Pencoba telah ada sebelum manusia ada. Tetapi manusia memiliki pilihan: menginginkan kehendak Allah atau memilih keinginan dirinya dan iblis. Objek pencobaan adalah keinginan mata (penglihatan PALSU yang menarik seperti SULAP); keinginan tubuh (kepuasan PALSU yang berlangsung hanya SESAAT, tetapi justru dapat menciptakan kekhawatiran); dan kebangaan hidup (penghormatan dan kebahagiaan PALSU) yang menguras habis kekuatan jiwa. Telah tertulis demikian,
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. – Yak 1:13-15 (TB)
Tertuduh Meskipun Tidak Dituduh
Tanpa sadar, generasi orang berdosa telah dibesarkan dalam perasaan”tertuduh”, sehingga cenderung mempersalahkan dirinya, orang lain, bahkan mempersalahkan Allah. Allah tidak menuduh manusia yang jelas sudah jatuh dalam dosa, tetapi menghendaki mereka datang kepada-Nya. Iblis senang menuduh agar manusia tidak bisa bangkit lagi. Sebenarnya mempersalahkan orang lain terjadi karena seseorang mengelak dari pengakuan bahwa dia sedang dirinya sedang ‘tertuduh’. Sikap tertuduh, mempersalahkan diri dan penyesalan manusia terjadi karena tidak menemukan jalan keluar. Menyadari keadaan diri tanpa menyadari keberadaan Allah, bukanlah cara mendapatkan jalan keluar.
Yang diperlukan ketika sedang mengalami masa-masa tertuduh adalah jalan keluar dari masalah besar yang dihadapi. Ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan tanpa jalan kelur, dapat mengakibatkan seseorang menghukum dirinya, orang lain, bahkan mempersalahkan Allah. Akibat dari ketiga hal ini, seseorang akan mengalami keterpurukan yang hebat.
Tetapi orang itu bisa bangkit dengan segera apa bila kesadaran timbul dalam dirinya, seperti anak yang bungsu yang menyadari keadaannya.
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. – Lukas 15:17-20 (TB)
Menangisi diri dengan berbagai penyesalan yang tidak ada ujungnya adalah musuh kebebasan yang Allah telah sediakan. Seseorang yang tinggal dalam pertanyaan yang tidak pernah berakhir menjadi tawar hati dan kehilangan kepercayaan. Keadaan tersebut membuat telinga menjadi berat mendengar jalan dan kebenaran Allah. Efek lain dari sikap yang tawar hati adalah kemarahan, keminderan, dan kegelisahan.
Tetapi barangsiapa cepat sadar, ia segera bangkit dari keterpurukannya dan menguatkan hatinya serta kembali mempercayai Allah. Itu sebabnya dikatakan:
“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh” – Yosua 1:7 (TB)
Isa (Yesus) berkata kepada perempuan yang sudah terpuruk dalam penyakitnya lalu memberanikan diri menjamah jubah Isa,
Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah mendatangkan kesembuhan bagimu.” – Matius 9:22 (SB)
Bersembunyi Sekalipun Tidak Tersembunyi
Adam dan Hawa bersembunyi sekalipun mereka tidak mungkin tersembunyi di hadapan Allah (Kej 3:10). Sejak saat itu, manusia cenderung bersembunyi dan berusaha membenarkan diri sekalipun sudah nyata-nyata bahwa dirinya dalam masalah dan memerlukan pertolongan. Bersembunyi dibalik pembenaran diri hanyalah usaha yang melelahkan dan sia-sia.
Dosa telah mengakibatkan teror yang tiada henti dalam diri orang berdosa. Seseorang yang bertahan dalam dosanya tidak akan pernah mengalami damai sehahtera, kebebasan, dan kemenangan (keberhasilan). Orang berdosa tidak dapat menyembah, memuji, dan memuliakan Allah, sebab segala renungan, perkataan, dan perbuatannya tidak berasal dari Allah, tetapi dari dosa. Itu sebabnya meskipun orang berdosa berdoa, ikut dalam ritual ibadah, namun dia tidak dapat bersembunyi dalam ketakutan dan tuduhan dalam dirinya. Jadi meskipun dia berusaha bersembunyi dibalik kegiatan ibadah dan perbuatan-perbuatan yang menampilkan citra diri yang baik, dirinya sadar bahwa dia ada dalam masalah yang serius. Biasanya, orang-orang yang tinggal dalam persembunyiannnya penuh dengan opini dan pembenaran diri. Selain itu kekhawatiran tidak pernah lepas dalam segala pengakuan mulut dan perbuatan mereka sehari-hari.
Tetapi barangsiapa yang sudah dibebaskan dari dosa, diingatkan agar jangan lagi khawatir, karena kesulitan hidup itu menjadi ujian dan ketekunan iman, sehingga justru semakin sering ditimpa pencobaan, orang-orang percaya semakin lebih tekun dan lebih kuat. Kesulitan hidup bukanlah hukuman, melainkan ujian dari Allah dan jika dari iblis bentuknya pencobaan. Jadi baik ujian, maupun pencobaan kedunya menjadi keuntungan bagi iman umat Allah.
Selanjutnya, Jika Anda membutuhkan bantuan tentang artikel ini, hubungi kami melalui email: info@proyekbankinjil.com atau WhatsApp atau Telegram atau segera bergabung dengan kami dalam Community BANK Injil Group. Ikuti juga Forum Obrolan Renungan Baru (FORB) melalui Zoom Meeting
Meeting starts in :
Musuh Pengenalan Akan Allah
Salam
Dukung Proyek BANK Injil