KENOSIS: TELADAN SEMPURNA DARI KRISTUS

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”

Filipi 2:5 (Baca Filipi 2:5-11)

 

Dalam Filipi 2:5-11, kita melihat gambaran yang terang tentang sifat dan sikap Yesus:  Dalam keadaan-Nya sebagai manusia hidup dalam keterbatasan sebagai manusia biasa dan tidak mempertahankan diri dalam keadaan-Nya sejak dalam kekekalan sebagai Firman Allah Yang Berkuasa.  Ini bukan sekedar inspirasi, tetapi karya ilahi demi keselamatan kita, pemulihan kita, dan pemuliaan kita.

Mari kita merenungkan tiga langkah penting yang ditunjukkan oleh Yesus bagaimana cara hidup yang sejati dari para pengikut-Nya: melepaskan, merendahkan diri, dan dimuliakan.

  1. Melepaskan Segala Sesuatu: Meninggalkan Sorga, tidak mempertahankan kesetaraan dengan Allah, dan Mengosongkan Diri-Nya

Yesus, meskipun Dia dalam rupa Allah dan Sang Firman dari Allah, tidak mempertahankan keilahian-Nya sebagai milik yang ditampilkan kepada manusia. Sebaliknya, Dia memilih untuk melepaskan segala kemuliaan sorga dan datang ke dunia sebagai manusia. Dia mengosongkan diri-Nya (kenosis: tindakan Yesus melepaskan segala miliki, merendahkan diri, dan menaati Allah sampai mati), meninggalkan hak-hak dan kehormatan-Nya sebagai Raja, Tuan, dan Yang Mulia demi menyelamatkan manusia.

Tindakan penyelamatan Allah ini, tidak dilakukan dengan jentik jadi dan menarik dengan paksa manusia dari dosa, tetapi dengan kasih dan penyertaan yang ajaib.  Allah menyelamatkan manusia itu dengan menanti respon iman, sehingga manusia yang percaya itu dapat hidup serupa dengan teladan Kristus di tengah-tengah dunia: melepaskan hak, berkurban, dan menyangkal diri.

Refleksi: Jika Kristus telah meninggalkan sorga dan tidak mempertahankan satu pun milik-Nya dari sorga ketika datang ke dalam dunia demi keselamatan kita, apakah masih ada yang layak Anda pertahankan dari semua milik Anda yang fana dan akan binasa itu? Manusia yang berdosa itu tidak memiliki yang bernilai apa-apa selain dari: kebanggaan, ambisi, atau kenyamanan demi pemuasan diri.

  1. Merendahkan Diri: Menjadi Sama Dengan Manusia, Mengambil Rupa Hamba, dan Taat sampai Mati di Kayu Salib

Yesus tidak hanya melepaskan keilahian-Nya, tetapi Dia juga merendahkan diri-Nya lebih jauh dengan menjadi sama dengan manusia.  Mesias tidak langsung datang sebagai raja yang berkuasa, melainkan sebagai seorang hamba. Jika Dia datang sebagai Raja, maka kedatangan-Nya pasti untuk menghukum.  Tetapi sebelum waktu penghukuman itu tiba, Dia datang sebagai hamba, karena itu kedatangan-Nya pertama untuk menyatakan kasih Bapa dan menyelamatkan manusia yang berdosa.  Bahkan, Dia rela mati, dan bukan dengan cara kematian yang biasa, melainkan kematian yang sangat hina di atas kayu salib—sebuah bentuk hukuman yang dianggap terkutuk.

Dalam tindakan ini, Yesus mengajarkan kepada para pengikut-Nya tentang cara hidup yang dikehendaki Bapa di atas bumi sejak penciptaan: kerendahan hati yang sejati. Yesus tidak mencari kemuliaan di dunia ini, tetapi memilih jalan penderitaan untuk menggenapi kehendak Bapa. Tidak seperti Adam dan Hawa yang memilih kesenangan dalam kesombongan dengan melawan Allah.  Yesus menunjukkan bahwa taat kepada Allah dan rela menanggung segala sesuatu adalah sikap manusia sejati dan yang ilahi.  Yesus melakukan semuanya itu demi keselamatan umat manusia lebih penting daripada status atau kehormatan duniawi.

Refleksi: Jika Yesus harus merendahkan diri-Nya sedemikian rupa (pada hal Dia datang dari tempat yang Mahatinggi) hanya demi keselamatan Anda, apakah sulit bagi Anda untuk merendahkan diri pada hal Anda datang dari tempat yang paling hina, sangat rendah dan dilahirkan dalam keadaan berdosa?

  1. Dimuliakan: Yesus ditinggikan, dikaruniai nama khusus, dan menjadi Tuhan atas segalanya

Karena ketaatan dan kerendahan hati Yesus, maka Allah Bapa sangat meninggikan-Nya. Dia dikaruniai nama di atas segala nama, dan pada akhirnya, segala makhluk akan sujud kepada-Nya, mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.

Yesus juga menjanjikan kepada para pengikut-Nya yang taat, merendahkan diri, dan yang setia akan dihormati oleh Sang Bapa (Yoh 12:26) dan ikut memerintah bersama-sama dengan Dia (Mat 19:28; Luke 19:17; 22:30; 1 Kor. 6:3; 2 Tim 2:12; Why 3:21; 20:4; 22:6).

Ini adalah bagian yang penuh kemuliaan—karena kesetiaan Yesus kepada Bapa dan pengorbanan-Nya, Dia diberikan tempat yang tertinggi. Pengangkatan Yesus ini bukan hanya untuk kemuliaan-Nya sendiri, tetapi juga bagi kemuliaan Allah Bapa.  Pengangkatan atau pelantikan ini, bukan dilakukan oleh manusia atau juga seolah Allah baru melakukan-Nya, melainkan dalam keadaan-Nya sebagai manusialah Yesus dimuliakan Allah.  Itu sebabnya Yesus menyampaikan perkataan ini:

“Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh. 17:5)

Refleksi: Jika Yesus dimuliakan oleh Bapa bukan karena mencari kehormatan untuk diri-Nya, tetapi karena Dia taat dan setia kepada kehendak Allah, maka apakah yang Anda lakukan agar dapat hidup serupa Kristus?

Kesimpulan dan Refleksi Akhir

Yesus menunjukkan kepada kita jalan kerendahan yang membawa kepada kemuliaan. Dia melepaskan kemuliaan sorgawi, merendahkan diri menjadi manusia dan mati di kayu salib, dan akhirnya dimuliakan oleh Allah dengan nama di atas segala nama.

Sebagai pengikut-pengikut Kristus, kita dipanggil untuk meneladani cara hidup Kristus: menyerahkan diri dengan melepaskan milik, taat dan setia dalam kerendahan hati sampai akhir.

Pada akhirnya, kita diperlihatkan hasil yang pasti dari ketaatan dan kesetiaan kepada Kristus: kita juga akan mengalami kemuliaan yang dijanjikan oleh Allah—bukan karena usaha kita sendiri, tetapi karena kasih karunia Allah yang bekerja di dalam kita melalui iman kepada Kristus.

Doa: Saya berdoa untuk setiap pembaca tulisan ini: Kiranya Saudara yang sudah menerima panggilan Kristus melalui berita Injil, tahu mengambil sikap melepaskan segala sesuatu yang Saudara anggap milik, rela merendahkan diri dan mau taat karena kesadaran akan kemuliaan yang lebih besar yang sedang menanti saudara.  Apa yang Saudara doakan? OZ

Join Zoom Meeting: https://us02web.zoom.us/j/81514087259?pwd=hrNklOa0kpuJHVfnKoHYvNQMZLVNCr.1
Meeting ID: 815 1408 7259
Passcode: TelPod24
Time: October, 5th 2024 | 19:00 WIB

Leave a Reply