Berkata-kata sama dengan berbuat. Perkataan yang keluar di mulut, berasal dari hati. Demikian juga perbuatan berasalah dari perkataan. Apa yang tersembunyi dalam hati, terdengar melalui perkataan, dan terlihat melalui perbuatan. Kata dan perbuatan ditentukan oleh sikap hati yang bersih atau tidak.
Membunuh Saudara Dengan Perkataan
Perkataan yang kasar dan jahat kepada saudara adalah perbuatan membunuh. Menghakimi dan marah sama hukumannya dengan membunuh.
Kamu telah mendengar perkataan yang disampaikan melalui nenek moyang kita, ‘Jangan membunuh! Siapa melakukannya harus dihakimi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, siapa marah kepada saudaranya harus dihakimi. Siapa memaki saudaranya dengan berkata, ‘Hai kafir,’ harus dihadapkan ke Mahkamah Agama. Siapa berkata, ‘Hai jahil,’ harus dimasukkan ke neraka jahanam. (Mat 5:21-22, SB)
Perhatikan urutan peringatan dan hukumannya:
- Jangan membunuh, hukumannya dihakimi
- Jangan marah, hukumannya dihakimi
- Jangan memaki dengan perkataan ‘Hai kafir’, hukumannya dihadapkan ke Mahkamah Agama
- Jangan berkata ‘Hai jahil’ (Hai bodoh), hukumannya dimasukkan ke dalam neraka yang mengerikan.
Tindakan yang paling ringan adalah berkata ‘jahil’ atau ‘bodoh’ kepada saudara sendiri. Tetapi mengapa justru hukumannya neraka di hadapan Allah? Poin 1-3 adalah tindakan kejahatan yang biasa dihakimi oleh manusia, tetapi manusia mengabaikan penghakiman Allah. Itu sebabnya orang yang menghakimi sesamanya, tidak akan luput dari penghakiman Allah.
Melukai Perasaan Saudara Tanpa Sengaja
Seseorang yang melukai perasaan saudaranya dengan ataupun tidak sengaja dapat mengakibatkan penolakan dalam Kerajaan Allah. Ibadah yang berkenan kepada Allah adalah ibadah tanpa tuntutan hati nurani.
Sebab itu jika engkau membawa persembahanmu ke tempat pembakaran kurban, lalu di sana tiba-tiba engkau ingat bahwa saudaramu menganggap engkau bersalah terhadapnya, 24Â tinggalkanlah persembahanmu itu di depan tempat pembakaran kurban, lalu pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu. Setelah itu barulah engkau boleh datang kembali ke tempat pembakaran kurban untuk mempersembahkan persembahanmu. (Mat 5:23-24, SB)
Menganggap sepele ketika seorang saudara tersandung, dapat menjadi perkara bersar di hadapan Allah. Sebelum saudara selesaikan dan berbicara kepada saudaramu yang perasaanya terluka karena dirimu, Allah tetap menolak ibadahmu, Ruh-Nya memberi peringatan ini di hatimu, karena itu jangan menahannya atau mengeraskan hati dengan tidak menaatinya segera.
Berdamai dengan Allah
Jangan menunda terlalu lama untuk tidak berdamai dengan Allah. Jangan melawan Allah ketika Ruh-Nya memberi peringatan kepadamu. Karena jika terlambat, maka tidak ada orang yang bisa diampuni setelah mati. Sebab setelah kematian tanpa damai, yang ada tinggal penghakiman yang akan dipenjarakan dalam hukuman kekal selama-lamanya.
Segeralah berdamai dengan orang yang mendakwa engkau sewaktu engkau masih dalam perjalanan bersamanya, supaya ia tidak menyerahkan engkau ke pengadilan, lalu hakim menyerahkan engkau kepada petugasnya dan engkau dimasukkan ke penjara. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, engkau sekali-kali tidak akan dikeluarkan dari tempat itu sebelum engkau melunasi sisa hutangmu. (Mat 5:25-26, SB; bd 5:9)
Orang yang mengabaikan peringatan Allah dalam hati menjadi musuh Allah. Oleh sebab itu, Allah menjadi musuh bagi saudara jika tidak segera berdamai dengan Dia. Maksud dari nas di atas adalah berdamai dengan Allah segera dengan cara menyadari jika pernah mengucapkan perkataan kasar dan teringat bahwa ada saudaramu yang terganggu karena dirimu, segera selesaikan. Jika tidak, maka bisa menjadi terlambat, dan Allah akan menuntut pertanggungjawaban dari saudara.
Selengkapnya, bergabunglah dengan kami dalam conference BANK Injil, Minggu 31 Juli 2022 pukul 09:#0-11:30 WIB.
Jika Anda membutuhkan bantuan tentang artikel dan teleconference, hubungi kami melalui email: info@proyekbankinjil.com atau WhatsApp atau segera bergabung dengan kami dalam Community BANK Injil Group.