Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. (1Tes 4:13 TB)
Pendahuluan
Setiap kali ada kematian, biasanya ada banyak perlombaan menyampaikan kata-kata penghiburan. Di antara kata-kata penghiburan itu ada yang ekstrim, mis, ‘tidak boleh menangis’. Mereka itu biasanya tergolong orang-orang yang melebih-lebihkan pengharapan (hyper-hope). Ekstrim sebaliknya adalah mereka yang sengaja menciptakan ratapan-ratapan agar orang-orang menjadi sangat sedih, memeluk mayat, menciumnya sambil mengucapkan kata-kata tertentu yang mengingat segala kebaikan-kebaikan selama hidupnya. Mereka itu biasanya tergolong kepada orang-orang yang tidak berpengharapan (hopeless). Tetapi, meskipun demikian, penggolongan yang demikian sangatlah umum, kepastian dari siapa yang tidak berpengharapan dan siapa yang memiliki pengharapan harus ada landasan hukumnya dari Allah sebagaimana yang sudah dinyatakan-Nya melalui pewahyuan ang pasti dalam Kitab Suci.
Ada tiga pertanyaan yang dapat membantu untuk memahami tentang kematian:
- Mengapa ada kematian?
- Bagaimana cara agar kematian tidak menjadi dukacita?
- Apa yang harus dipersiapkan sebelum menghadapi kematian?
Pembahasan
Kami hendak memberitahukan kepadamu, hai Saudara-saudara, tentang orang-orang yang telah meninggal, supaya jangan kamu berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jika kita percaya bahwa *Isa telah mati* lalu *bangkit*, maka demikian jugalah semua orang yang sudah meninggal dalam Isa itu akan dibawa Allah bersama-sama dengan-Nya. (1Tes 4:13-14)
Mengapa ada kematian?
Telah tertulis demikian, “… supaya jangan kamu berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.” Siapa yang dimaksud dengan ‘mereka yang tidak berpengharapan’ itu?
Dalam Roma 3:23, tertulis demikian, Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Kehilangan kemuliaan Allah sama dengan kehilangan gambar Allah atau kehilangan persekutuan dengan Allah, yang berarti pula kehilangan pengharapan bersama-sama Allah.
Kematian terjadi karena dosa, sebagaimana telah tertulis dalam Roma 5:12 demikian, _”Dosa telah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan dosa itu menyebabkan kematian. Selanjutnya, kematian itu menimpa semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” _ Kematian bisa terjadi kepada siapa saja, baik orang tua maupun orang muda, bahkan yang baru lahir sekalipun entah melalui penyakit, kecelakaaan, atau pembunuhan.
Kematian adalah puncak hukuman dosa, sebab ada tiga hukuman utama akibat dosa, yaitu: kesusahan, pengusiran (penolakan), dan kematian. Semua orang yang mati dalam dosanya adalah mereka yang tidak memiliki pengharapan penyelesaian dosa selama hidupnya.
Bagaimana cara agar kematian tidak menjadi dukacita?
Telah tertulis demikian, … jika kita percaya bahwa Isa telah mati lalu bangkit, maka demikian jugalah semua orang yang sudah meninggal dalam Isa itu akan dibawa Allah bersama-sama dengan-Nya. Â Siapa yang akan dibawa Allah bersama-sama Kristus setelah kebangkitan orang mati?
Tahukah saudara mengapa Yesus (Isa) harus mati? Banyak orang yang mengalami duka yang begitu mendalam karena berharap agar orang-orang yang mereka kasihi tidak mati. Tetapi di atas kita telah tahu bahwa manusia tidak bisa menghindari kematian karena semua manusia telah berdosa. Tetapi Yesus sama sekali tidak berbuat dosa dan Ia tidak dilahirkan dari benih dosa, melainkan oleh kuasa Roh Allah, lalu mengapa Ia harus mati? Kitab Suci mencatat bahwa kematian Yesus terjadi karena dosa kita, bukan karena dosa-Nya, seperti telah tertulis dalam 1Kor 15:3-4 demikian,
“Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.”
Itu sebabnya, barangsiapa yang percaya dan menerima jalan penyelesaian dosa yang Allah sediakan itu melalui kematian Yesus, mereka itu juga dijamin akan beroleh kebangkitan pada akhirnya. Dengan demikian, kematian tidak lagi menjadi dukacita karena ada pengharapan dalam Kristus. Oleh sebab itu, bagi orang yang sudah mati, keadaan itu tidak dapat diubah, tetapi bagi kita yang masih hidup, maka masih ada kesempatan untuk mendapatkan janji itu dengan cara menerima berita Injil dan mengakui bahwa Yesus yang telah mati karena dosa kita itu juga telah bangkit kembali pada hari yang ketiga dan menjadi Kristus (Tuan, Pemimpin)
Saudara-saudara, inilah berita Injil yang kami sudah terima dan yang juga kami sampaikan kepada saudara-saudara. Kita tidak bisa menghiburkan orang-orang yang berduka jika kita masih hidup dalam dosa, tetapi penghiburan itu hanya ada dalam diri mereka yang sudah dibebaskan dari dosa, karena penghiburan hanya ada dalam Kristus yang disediakan-Nya melalui pemberian Ruh Penghiburan bagi setiap orang yang menerima penyelesaian dosanya. Karena itu, inilah berita penghiburan yang sejati yang patut kami sampaikan kepada saudara-saudara, yaitu agar melalui peristiwa ini, setiap kita yang masih hidup menjadi sadar bahwa kita juga akan mati, namun demikian sebelum tiba waktu itu, marilah merelakan diri menerima janji Allah itu dalam Yesus Kristus, bahwa Ia telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci, dan bahwa Ia telah kuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci.
Persiapan Kematian
Selanjutnya, dalam 1Tes 4:15-18 (TB) tertulis demikian,
Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
Dalam penjelasan sebelumnya (ay. 13-14), telah jelas apa yang menjadi alasan kematian yaitu dosa. Tetapi syukurlah kepada Allah, karena Ia menyediakan jalan keluar dari penyelesaian dosa itu sehingga mereka yang percaya kepada jalan pendamaian itu melalui Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati akan beroleh kebangkitan pada hari terakhir karena telah menerima penyelesaian dosanya.
Selanjutnya dalam ay 15-18 diberi penegasan lebih jauh mengenai pengharapan tersebut:
-
- Pertama, bagi kita yang masih hidup dalam Kristus
- Kedua, bagi mereka yang telah mati dalam Kristus
Kita tidak membicarakan lagi mengenai mereka yang sudah mati. Tetapi baiklah sekarang kita membicarakan tentang kita yang masih hidup.
Dikatakan bahwa kita yang hidup … Dalam Kristus akan diangkat bersama-sama dengan Kristus. Pertanyaannya adalah: “Siapa yang dimaksud dengan ‘YANG HIDUP DALAM KRISTUS”? Artinya bahwa jika ada yang hidup DALAM KRISTUS, maka ada pula yang hidup DI LUAR KRISTUS. Yang memisahkan keduanya adalah DOSA, karena
-
- mereka yang hidup dalam dosa tidak mungkin hidup dalam Kristus, demikian sebaliknya
- mereka yang hidup dalam Kristus tidak mungkin hidup dalam dosa
- Jadi, apakah Anda yang hadir di sini sudah bebas dari perhambaan dosa, sehingga anda tidak lagi hidup dalam dosa, melainkan dalam Kristus? Di atas dijelaskan bahwa barang siapa yang hidup dalam Kristus akan diangkat bersama-sama dengan Kristus. Jika kita semua di sini memiliki pengharapan yang sama, lalu mengapa masih ada perpecahan di antara kita? Perpecahan tidak sama dengan perbedaan suku, kaum, bangsa, dan bahasa. Bahkan sebenarnya tidak masalah dengan perbedaan Latar Belakang ras, agama, dan golongan. Tetapi perpecahan terjadi karena ada dosa yang belum selesai. Dan jika benar sudah mengalami penyelesaian dosanya, maka penyebab selanjutnya adalah KEINGINAN DUNIAWI yang dibiarkan hidup di antara kita.
- Karena itu, jika Anda belum mengalami penyelesaian dosa dan hukumannya, datanglah kepada Isa AM (Yesus Kristus) dengan pengakuan bahwa Dia adalah satu-satunya Tuan atau Pemimpin di antara kita, Dia adalah Mesias Anak Allah yang hidup
- Dan jika Anda memang sudah mengalami pengakuan yang demikian, tetapi Anda masih hidup dalam keinginan duniawi: keinginan mata, keinginan daging dan kesombongan, maka tinggalkanlah cara hidup yang demikian mulai sekarang. Matikanlah keinginan yang demikian, biarkan kehendak Allah hidup di antara saudara-saudara
Jadi, apa yang perlu kita persiapkan sebelum kita menghadapi kematian atau lebih tepatnya sebelum kita menghadapi kedatangan Kristus kedua kali (mana tahu di antara kita masih ada yang hidup sampai pada waktu itu)? Jawabannya hanya ada dua:
-
- Bersekutu dalam Ajaran Injil
- Pergi sebagai saksi Injil
Berhati-hatilah agar tidak terjebak dengan gerakan ambisius karena terlalu ingin mendapatkan banyak pengikut, maka Anda begitu giat menginjili, tetapi persekutuan Anda dengan sesama malah berantakan. Dalam Kitab Suci jelas bahwa yang diutamakan Allah dalam penciptaan manusia adalah SERUPA DENGAN GEMBAR ALLAH. Maksudnya adalah bahwa persekutuan itu jauh lebih utama dari pada BERANAK CUCU. Untuk apa banyak anak cucu, tetapi semuanya hampir tidak ada yang segambar dengan Allah? Untuk apa anda giat menginjili, tetapi tidak menghasilkan kehidupan orang-orang yang hidup SERUPA DENGAN KRISTUS. Telah dituliskan kepada kita demikian,
“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. 27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1Kor 9:26-27, TB)
Al-Masih telah menyampaikan peringatan ini kepada para pemimpin agama Yahudi sebelumnya, demikian:
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (Mat 23:15, TB)
Ada banyak oraganisasi keagamaan yang berhasil merekrut banyak pengikut, tetapi apakah orang-orang itu menjadi milik Kristus dan mereka hidup serupa Kristus? Jadi hendaklah setiap yang mengetahui kebenaran ini memeriksa dirinya dari pada menuduh orang lain di sekitarnya!
Sebab, telah tertulis demikian:
Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. (Kol 1:28, TB)
Satu-satunya cara agar kita hidup serupa dengan Kristus adalah baik BERITA maupun AJARAN kita harus berfokus pada INJIL. Ajaran Injil maksudnya adalah ajaran yang didasarkan dari BERITA INJIL, bukan dari salah satu doktrin, dogma, atau pandangan tokoh-tokoh tertentu, meski mereka mengutip ayat-ayat Alkitab sesuai keingian mereka atau sesuai maksud dari organisasi yang mereka anut.
Itulah sebabnya setiap kali kami menyampaikan nasihat, penghiburan, ajaran, dan berita di mana-mana kami hanya menyampaikan Kabar Baik ini, yaitu Injil Kerajaan Allah dan bukan nasihat-nasihat yang disampaikan oleh manusia. Karena tidak ada perkataan lain yang lebih berkuasa dan menghiburkan selain daripada Injil, yaitu berita dari Yesus Kristus dan para rasulNya yang sudah sampai kepada kita hari ini sebagai mana telah tertulis semuanya dalam Kitab Suci (Alkitab).
Penutup
Nama baik lebih berarti daripada minyak yang berharga, demikian pula hari kematian daripada hari kelahiran. Pergi ke rumah duka lebih baik daripada pergi ke rumah pesta, karena di situlah kesudahan setiap manusia; orang yang hidup harus memperhatikannya. Dukacita lebih baik daripada tawa, karena muka sedih membuat hati lega. Hati orang bijak ada di rumah duka, tetapi hati orang bodoh ada di rumah tempat bersukaria. Peng 7:1-4 (SB)
Kata-kata ini mengingatkan setiap orang yang tidak menyadari keadaan hidupnya yang hanya sementara, sementara Allah memanggilnya untuk mendapatkan hidup yang kekal.
Kami hendak memberitahukan kepadamu, hai Saudara-saudara, tentang orang-orang yang telah meninggal, supaya jangan kamu berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Kata-kata yang kami sampaikan kepadamu ini sesuai dengan firman Tuhan, bahwa kita yang masih hidup ini, yang tertinggal hingga kedatangan Junjungan kita Yang Ilahi, tidak akan mendahului orang yang sudah meninggal. (1 Tes 4:13, 15, SB)
Karena itu, Jika anda berduka, Anda tidak dapat menambahkan duka itu lagi. Kristus telah menanggung kematian yang paling mengerikan dan penyiksaan yang hebat serta tekanan yang berlimpah atas tubuh dan jiwanya. Tetapi kematian-Nya justru telah memberi kita pengharapan dan penghiburan yang besar, dan Roh-Nya ada di dalam setiap orang yang percaya. Sebab telah disabdakan demikian, “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” (Why 14:13 TB). OZ