Hukum memberi tidak sama dengan hukum membalas. Firman sebelumnya menyatakan hukum pembalasan. Tetapi Firman yang baru menyatakan hukum pemberian. Itu sebabnya dikatakan, “Memberi, bukan Membalas”.
Bacaan Kitab Suci: Matius 5:38-42
Pembalasan adalah hak Allah
Telah tertulis bahwa pembalasan adalah hak Allah.
“Hai Saudara-saudara yang kukasihi, jangan berusaha mengadakan pembalasan, melainkan berilah tempat pada murka Allah. Karena mengenai hal itu telah tertulis, ‘Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan membalasnya,’ demikianlah firman Tuhan.” (Roma 12:19, SB)
Sebelumnya, Allah menutut balas melalui tindakan manusia demi menegakkan keadilan dan membersihkan kejahatan dari antara umat-Nya
Kamu juga telah mendengar perkataan, ‘Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.’ (Mat 5:38; lihat Ul. 19:19-21) .
Tetapi sekarang, tidaklah demikian. Dalam penjelasan selanjutnya Isa bersabda, “Aku berkata kepadamu, jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan …”
Allah Memberi Sang Anak Tunggal
Allah justru memberikan Sang Anak Yang Tunggal yang datang dari pada-Nya kepada dunia yang sedang penuh kejahatan. Sang Anak itu diperlakukan kasar hingga dibunuh seperti orang jahat oleh orang-orang jahat.
“Akan tetapi, Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita, karena Al Masih telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8, SB)
Sekalipun hak membalas ada di pihak Allah, Allah tidak segera membalaskan perbuatan jahat yang begitu hebat dari anak-anak manusia. Allah dalam anugerah-Nya, menyerahkan Isa Al-Masih (Yesus Kristus) dan membuka pintu pengampunan sebesar-besarnya kepada manusia yang jahat. Sementara itu, Sang Anak yang dianiaya hingga mengalami kematian yang mengerikan di atas salib, berdoa untuk orang-orang jahat tersebut, demikian:
“Ya Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” (Lukas 23:34, SB)
Memberi Dengan Limpah Di Tengah Paksaan
Manusia cenderung melawan jika ada orang lain yang memaksanya. Jika ada orang lain yang menghina, maka penghinaan itu dibalas sehingga menciptakan api penghinaan yang lebih besar lagi.
Dalam pikiran orang yang memegang hukum pembalasan, orang yang memaksanya atau menghinanya akan takut dan tidak berbuat jahat lagi apabila dibalasnya. Tetapi kenyataanya, setiap pembalasan akan ada lagi pembalasan. Orang jahat yang dibalas jahat, dipaksa untuk berbuat jahat, sehingga orang jahat itu cenderung melakukan kejahatan yang lebih besar. Mengapa? Karena demikianlah sifat sijahat.
Tetapi sifat yang baik dari Allah adalah sebaliknya, yaitu tidak membalas. Pengikut Al-Masih diajarkan memberi dengan limpah di tengah-tengah paksaan.
… jika seseorang menampar pipi kananmu, sodorkanlah juga pipi kirimu; 40 jika orang ingin mendakwa engkau karena ia menghendaki bajumu, biarlah ia mengambil jubahmu juga; 41 dan jika orang memaksa engkau berjalan satu setengah kilometer, berjalanlah dengannya sejauh tiga kilometer. 42 Berilah kepada orang yang meminta, dan jika orang hendak meminjam darimu, janganlah menolaknya. (Mat 5:38-42, SB)
Pemberian itu dilakukan dengan limpahnya dan dengan senang hati.
Hukum Pembalasan diganti dengan Hukum Pemberian
Mengapa Hukum Pemberian itu diberikan sebagai ganti Hukum Pembalasan? Karena hukum pertama sudah digenapi dalam Al-Masih, ketika Al-Masih dihukum seperti penjahat oleh anak-anak manusia. Di atas tubuh Isa Al-Masih, segala kemurkaan Allah akibat kejahatan manusia ditanggungkan di atas tubuh Al-Masih yang tidak berdosa.
Itu sebabnya, kita pun yang telah menerima pemberian Allah selagi kita hidup dalam dosa, wajib hidup serupa Sang Anak: Memberi, bukan Membalas. Telah disabdakan demikian,
“Orang yang memberi, lebih banyak berkahnya daripada orang yang menerima.” (Kis 20:35, TB)
Tindakan pemberian dilakukan oleh seseorang karena telah menerima pemberian (berkah) yang lebih banyak. Kita sudah menerima pengampunan seluruh dosa, kesalahan, dan pelanggaran kita selagi kita dalam dosa. Jadi, mengapa sulit bagi kita memberi pengampunan, memberi jubah, memberi waktu dengan limpahnya bagi orang berbuat jahat kepada kita? Kejahatan sesama kita itu, lebih sedikit dibanding kejahatan kita kepada Allah. (Lih ibarat Isa dalam Mat 18:23-35).
Ikuti pembahasan selengkapnya dalam Conference Jemaah di Medan, 21 Agustus 2022, 09:30-11:30 WIB
Jika Anda membutuhkan bantuan tentang artikel dan teleconference, hubungi kami melalui email: info@proyekbankinjil.com atau WhatsApp atau segera bergabung dengan kami dalam Community BANK Injil Group.
Salam
Hukum memberi bukan membalas ,membawa saya turun ke level yg lebih rendah ,tempat dimana hamba itu seharusnya berada……
sebagaimana IAM sendiri telah merendahkan diriNYA sampai TAAT ,mati di salibkan dan BANGKIT kembali memberi Kehidupan Kekal
Bersyukur buat ajaran Injil ini pak… Sangat memberkati saya
Salam pak. Aplikasi dari Mat 5:38-42 hanya bisa terjadi kl seseorang pertama-tama telah mati terhadap dosa, telah mati terhadap diri, mati terhadap milik seperti yang telah diteladankan oleh Al-Masih.
Syukur kepada Allah, melalui Al-Masih saya telah mati terhadap dosa, saya telah mengalami pengampunan penuh dan mendapatkan harta yang sangat berharga yaitu roh kehidupan. Saya belajar untuk bisa terus sadar akan hal ini, untuk saya tidak membalas kejahatan dengan kejahatan karena saya sudah menerima pengampunan penuh atas dosa saya, dan saya tidak mempertahankan suatu milik/harta yang sementara karena saya sudah menerima harta yang kekal.
Salam Pak. Ketika membaca Mat 5:38-42, saya seperti melihat perkataan Al-Masih supaya para pengikutnya tidak menggunakan hukum lama lagi. Memang ketika membaca semua daftar aplikasi seperti menyodorkan pipi kiri, serahkan jubah, berjalan bersama lebih jauh dari yang diminta, memberi pinjaman, mengasihi musuh dan berdoa yang menganiaya. Sepertinya kita menjadi posisi yang lemah, tidak ada kuasa membalas kejahatan orang lain. Tapi tulisan ini menjadi terang di hati saya bahwa kejahatan tidak dapat dilawan/dibalas dengan kejahatan karena orang jahat yang dibalas jahat, dipaksa untuk berbuat jahat, sehingga orang jahat itu cenderung melakukan kejahatan yang lebih besar, karena demikianlah sifat si jahat.
Karena benih Kebaikan Allah itu sudah saya dapatkan melalui Injil Al-Masih dan RuhNya akan menolong saya melakukan yang baik dan benar. Ada pahala yang didapat jika saya melakukan tepat seperti semua perintah Al-Masih.
Salam bang, terima kasih atas Ajaran ttg memberi bukan membalas. Bersukacita ketika Roh menolong utk melakukan dan menaatinya, ketika ada kerelaan dan bukan karena terpaksa🙏