Pilihan Yang Sempurna
Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, (Luk 8:1 TB)
“Kaki Yang Rela Berkeliling” adalah petunjuk kesiapsediaan orang-orang pilihan Allah sebagai utusan atas nama Mesias untuk membawa berita baik di segala penjuru bumi. Perbuatan ini adalah bentuk respon terhadap panggilan dan misi Kristus di bumi, yaitu agar kehidupan dan kemuliaan yang dari Allah akan memenuhi bumi.
Berita baik yang datangnya dari atas, diterima melalui pendengaran, selanjutnya dipercayai dalam hati, diikrarkan melalui mulut, dan saatnya memulai perjalanan baru dengan cara melepaskan segala dosa dan beban agar dapat membawa Kabar Baik.
Sering kali pekerjaan membawa berita Injil kepada dunia menjadi beban dari sebagian orang-orang Kristen karena mereka hanya mengikuti “pelatihan penginjilan dan khotbah” tanpa lebih dahulu mengalami Injil itu sendiri. Pada hal, menurut kesaksian Kitab Suci, penyerahan tugas atas amanah pemberitaan Injil itu (Mat 28:18-20) adalah merupakan berkah yang telah ditetapkan untuk memperoleh buah yang kekal, yaitu keturunan Ilahi yang menyebar di seluruh bumi (Kej 1:28; Yoh 15:16). Dengan demikian, jika ada orang yang mengaku telah percaya dan menerima Injil, tetapi tidak pergi dan menghasilkan buah, maka orang yang demikian sedang menolak atau menyangkal status barunya sebagai orang percaya (Yoh 14:12) dan juga sebagai saksi yang telah ditetapkan menerima berkah melimpah (Kis 1:8; Yoh 15:16).
Dan bagaimanakah orang dapat membawa berita itu kalau mereka tidak diutus? Di dalam Alkitab tertulis begini, “Alangkah baiknya kedatangan orang-orang yang membawa Kabar Baik dari Allah!” (Rm. 10:15 BIS)
Tidak ada utusan yang pergi dengan membawa namanya sendiri. Tetapi kenyataannya banyak orang yang melakukan hal demikian dan banyak pula yang menyambut mereka dengan penuh semangat jiwa. Hal itu ditegaskan oleh Al-Masih/Kristus:
Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. (Yoh. 5:43 ITB)
Sesungguhnya, mereka yang membawa namanya sendiri bukanlah utusan, tetapi orang-orang yang mencari keuntungan dengan memakai nama Allah atau nama Mesias. Karena itu, setiap orang percaya tidak diperkenankan pergi membawa nama lain (diri, suku, agama, ras, golongan) selain dari nama Al-Masih/Kristus/Mesias. Demikianlah para saksi Injil pergi sebagai utusan Kabar Baik oleh kuasa Roh Yang Mahasuci dan tidak boleh mencampur berita serta ajarannya dengan yang lain selain Injil Kerajaan Allah.
Pengutusan terjadi oleh Roh Allah, bisa dengan cara langsung seperti kepada Filipus ketika menemui sida-sida, atau kepada Petrus ketika menemui Kornelius. Bisa juga melalui orang-orang pilihan dan jemaat seperti kepada Barnabas dan Saulus atau kepada Petrus ke Samaria atau Yudas dan Silas yang membawa pesan dari para utusan dari Yerusalem. Selain itu, orang-orang yang dapat dipercaya dapat diutus secara pribadi oleh para utusan, seperti Paulus mengutus Timotius dan Erastus.
Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: “Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka.” (Kis 15:36, TB)
Orang-orang yang pergi sebagai utusan Al-Masih/Kristus tidak hanya sekedar pergi memberitakan, tetapi memperhatikan mereka yang menerima sehingga para utusan pertama bisa kembali lagi mengunjungi mereka.
Tetapi cara lain adalah dengan meminta bantuan para utusan lainnya agar bisa mengunjungi dan meneguhkan berita Injil yang sudah diterima oleh orang-orang yang baru percaya.
Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. (Kis 8:14, TB)
Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. (Kis 8:4, TB)
Oleh karena panggilan setiap orang percaya itu sebagai utusan yang memasyhurkan Berita Injil, maka dalam segala keadaan, dipergunakan sebagai kesempatan untuk bersaksi. Meskipun di Tengah-tengah penganiayaan sehingga menghasrukan orang-orang percaya itu pindah ke tempat-tempat yang baru, namun di sana Injil tetap diberitakan. Dengan demikian, jika ada di antara kita yang mengharuskan pindah karena kesulitan ekonomi, peperangan, penganiayaan atau berbagai macam krisis global, maka kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya untuk pergi dengan kasut kerelaan.
“Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu.” Orang itupun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.” (Luk. 8:39, TB)
Bukan hanya orang-orang yang diperlengkapi dalam pelatihan khusus yang diutus untuk segera pergi dan berkeliling. Pengutusan bukan menurut keinginan yang diutus atau keinginan kelompok tertentu, melainkan menurut keinginan Kristus atau kehendak Roh Kudus.
Yesus sendiri menempatkan diri-Nya sebagai utusan Sang Bapa dalam kuasa penyertaan Roh.
yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang (Kis 10:38, TB; Mat 4:23)
Sebagai utusan Kerajaan Allah, setiap orang percaya diberi kesempatan menjadi utusan, baik dengan cara pergi sendiri (jika belum ada yang menjadi pasangan), maupun dengan cara pergi berdua-dua atau dengan rombongan.
Meskipun pergi sendirian, tetapi seorang utusan tidak pernah sendirian, sebab demikianlah janji Al-Masih bahwa Ia menyertai para pengkut-Nya dengan Ruh Yang Mahasuci. Bagi setiap orang percaya yang sudah mengalami Injil tidak perlu meragukan penyertaan Roh Allah, karena Injil yang kita bawa itu juga adalah kuasa Allah bagi mereka yang percaya.
Biasanya setelah pengalaman khusus dari Injil Kerajaan Allah, seseorang secara spontan segera pergi sebagai utusan karena Injil dan Ruh Suci sedang memenuhi hidupnya. Pergi sendiri itu tidak perlu jauh, misalnya: Andreas pergi kepada Petrus, Filipus pergi kepada Natanael, Perempuan Samaria pergi kepada orang-orang sekotanya, orang gila dari Gerasa yang baru disembuhkan itu pergi ke rumahnya dan orang-orang yang mengenal dia di kotanya, orang lumpuh yang disembuhkan di depan pintu masuk Bait Allah bersaksi kepada orang-orang yang meminta pertanggung jawaban kepadanya.
Pergi dengan cara berdua-dua adalah pengutusan yang ideal dengan berpasang-pasangan, misalnya pengutusan kepada 70 murid (Luk 10). Hal ini juga yang terjadi kepada Barnabas dan Saulus (Paulus) yang diutus di antara para nabi dan pengajar yang ada di Antiokhia (Kis 13)
Pergi berdua-dua biasanya dilakukan ke tempat-tempat baru sehingga memerlukan tim yang saling menolong dan meneguhkan. Agar Injil Kerajaan Allah tersebar di segala penjuru sampai ke ujung bumi, diperlukan para utusan yang berpasang-pasangan. Bagi orang baru, mereka memerlukan kesaksian yang sah, sehingga berdua itu lebih dapat dipercaya.
Pergi dengan rombongan dilakukan ke tempat-tempat yang sudah siap menyambut Injil Kerajaan Allah (Luk 8). Rombongan ini pergi karena akan bertemu orang banyak. Hanya saja dengan perjalanan yang seperti ini membutuhkan biaya yang cukup.
Ciri dari “makhluk yang hidup” adalah tetap bergerak dan semakin kuat. Kita tidak hanya pergi menyebarkan berita Injil, tetapi kita juga memelihara Kerajaan Allah itu di setiap tempat. Demikianlah maksud Allah dari berkah berbuah banyak dan memenuhi bumi. Kehidupan karena Roh tidak sama dengan kehidupan yang tanpa Roh. Dengan Roh Allah, kita dapat bergerak melampaui kemampuan tubuh. Itu sebabnya dikatakan,
“tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yes. 40:31, TB)
Oleh sebab itu, jika kita tidak pergi atau berhenti berkeliling dan tidak bergerak kemana-mana, maka kita seperti orang mati yang tidak dapat menghasilkan apa-apa.
Selanjutnya, dengan pergi, maka itu sebagai bukti penerimaan berkah dari Tim sebagai pasangan yang seimbang. Berkah yang sudah disediakan itu adalah kuasa agar dapat melakukan usaha dan Pemeliharaan hal-hal yang baru dan kekal dalam Kerajaan Allah.
Jika kedua hal tersebut di atas terjadi, yaitu pergi untuk menghasilkan dan memelihara buah Kerajaan Allah, maka tujuan akhir dari Allah atas manusia akan tercapai, yaitu kemuliaan Allah akan memenuhi bumi karena Roh Allah yang hidup dalam setiap orang percaya tersebar di seluruh bumi.
Diskusikan hal-hal apa yang menghalangi saudara-saudara tidak pergi dengan kaki yang rela berkeliling?
“Kaki Yang Rela Berkeliling” segera terjadi bagi orang-orang yang dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Allah. Roh Allah yang kita terima karena Injil Kerajaan Allah memberi kita kehidupan yang baru yang kuat dan terus bergerak. Setiap tempat yang dilalui oleh kaki para pembawa damai aka nada kehidupan dan Kerajaan Allah kokoh di setiap tempat di mana orang-orang percaya berkumpul dan pergi.
You must be logged in to post a comment.
Bersyukur berterikasih atas anugerah -Nya untuk belajar mengalami KEHENDAK-NYA dalam setiap Ajaran Injil-Nya, sehingga berani rela bersedia melakukan apapun sesuai kehendak Allah dalam cara teladani Al-Masih🙏🏽
Saya rela menjadi saksi AL -MASIH sampai akhir dgn kuasa ROH ALLAH sendiri yg hidup di dalam kasih AL -MASIH junjungan kita yang ILLAHI 🙏