Pilihan Yang Sempurna
Sabda Isa/Yesus,
“Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.” (Luk 9:26 TB)
Allah menghendaki agar semua keturunan ilahi memenuhi bumi, supaya kemuliaan-Nya terlihat di seluruh bumi.
Cara agar keturunan ilahi memenuhi bumi adalah penyebaran kesaksian Injil melalui Kabar Baik (Berita Injil) melalui para saksi Injil. Setiap orang yang telah menerima pemberian Allah wajib menyaksikannya kepada semua orang, supaya dunia mengenal Allah dan kebenaranNya; hidup menurut Firman dan jalan-Nya; serta menerima kelimpahan Roh dan hidup kekal.
Oleh sebab itu, pengakuan di awal ketika mengalami berita Injil harus berlanjut sampai akhir dalam bentuk kesaksian hidup dalam sikap kerendahan hati.
Pengumuman Kesaksian Injil tidaklah sama dengan kesaksian diri. Melalui pengumuman kesaksian Injil, Al-Masih (Kristus) ditampilkan. Melalui kesaksian Injil, dunia akan tahu bahwa kita yang bersaksi adalah pengikut-pengikut Isa Al-Masih (Yesus Kristus).
Dalam Kitab Suci tertulis nasihat Injil demikian,
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. 3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: 4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, 5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, 6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. (Efs 4:2-6 TB)
Kita memiliki satu Tuhan, yaitu Mesias yang telah bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga. Kita memiliki satu iman, yaitu pengharapan pembebasan, hidup baru, dan jaminan kekekalan dalam Isa Al-Masih (Yesus Kristus). Kita memiliki satu baptisan yaitu permandian karena alasan Injil Kerajaan Allah.
Pengakuan iman dan baptisan Injil tersebut adalah bentuk pengumuman pemisahan dari dosa dan kesatuan dalam Kristus. Â Ikrar dari pengharapan kita menyatakan bahwa Al-Masih/Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, karena itu kita pun mati bagi dosa; Ia telah dikuburkan, maka kita pun dibaptiskan sebagai lambang penguburan; dan Ia telah dibangkitkan dari antara orang mati pada yang ketiga, maka kita pun setelah dibaptis hidup dalam hidup yang baru.
Pengakuan Iman dan Baptisan merupakan bentuk pengumuman/kesaksian awal dari setiap orang percaya/para pengikut Isa. Peristiwa pengakuan iman bahwa Isa/Yesus adalah Mesias/Raja/Junjungan Yang Ilahi yang datang dari Allah yang diikuti segera dengan permandian/batisan karena berita Injil, adalah pernyataaan di hadapan Allah dan saksi Injil bahwa yang bersangkutan telah bebas dari perhambaan dosa dan sekarang menghambakan dirinya kepada Isa AM/Yesus Kristus, sebagai Tuan satu-satunya.
Telah tertulis demikan,
“Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (1Kor 11:26, TB)
Pemberitaan Injil dilakukan menurut cara Al-Masih/Kristus dan oleh kuasa Ruh Suci/Roh Kudus. Itu sebabnya pemberitaan Injil dilakukan dalam bentuk kesaksian, ajaran, dan berita melalui para sasksi Injil (orang-orang yang mengalami Injil dan Roh). Jalan atau peraturan yang ditetapkan Al-Masih itu diteguhkan melalui simbol baptisan dalam kematian (penerimaan berita Injil), simbol Perjamuan Tuhan (penerimaan ajaran Injil), dan simbol pembasuhan kaki (penerimaan pengabdian Injil).
Pernyataan simbol Perjamuan Tuhan dan hubungannya dengan Pemberitaan Injil yang dimaksud di atas adalah berdasarkan sabda Isa Al-Masih/Yesus Kristus sebelum penderitaanNya (kematian-Nya) seperti telah tertulis:
Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” 27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. 29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.” (Mat 26:26-30, TB)
Setiap orang yang sudah menerima berita Injil memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai saksi Injil, yaitu memberitakan Injil seperti yang sudah dialaminya, bukan berdasarkan metode yang diajarkan para ahli. Penyebab utama dari orang-orang percaya tidak mau menyaksikan Injil karena pengaruh dogma/doktrin/metode yang diajarkan para ahli.
Pemberitaan Injil tidak dilakukan menurut metode yang diciptakan oleh para ahli seperti yang sudah tersebar di mana-mana sampai sekarang ini. Cara tersebut menjadikan orang-orang percaya menjadi kesulitan dan mendapatkan beban-beban tambahan karena ada hukum-hukum yang diciptakan di luar Injil dan Ruh.
Jadi siapa yang memberitakan Injil dan kapan berita Injil disampaikan?
1. Orang yang baru percaya sesaat setelah mengalami Injil (pengakuan, pembaptisan, perjamuan Tuhan)
Saat itu juga sesuatu seperti selaput terlepas dari mata Sa’ul, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dipermandikan. 19 (9-19a) Kemudian ia makan dan menjadi kuat lagi. (9-19b) Sa’ul tinggal di Damsyik beberapa hari lamanya bersama pengikut-pengikut Isa yang ada di sana. 20 Ia langsung pergi ke rumah-rumah ibadah dan memberitakan di situ bahwa Isa adalah Sang Anak yang datang dari Allah. (Kis 9:18-20, SB)
2. Setiap orang percaya ketika diminta pertanggungan jawab (dalam penganiayaan)
Tetapi berilah Al-Masih tempat terhormat sebagai Junjungan di dalam hatimu dan siap sedialah selalu untuk memberi jawaban kepada setiap orang yang bertanya kepadamu mengenai pengharapan yang ada padamu. Tetapi lakukanlah itu dengan lemah lembut dan sopan. (1 Ptr 3:15, SB)
3. Utusan khusus ketika diundang (presentasi, khotbah)
Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: … Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, 41 bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. (Kis 10:40-41, TB)
4. Utusan khusus ketika ada petunjuk Roh (situasi khusus)
Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” 30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: “Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?” (Kis 8:29-30, TB)
5. Abdi yang dapat dipercaya ketika ada dalam persekutuan orang-orang percaya (mengajar, berbicara langsung, menulis)
Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. 31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus. (Kis 28:30-31, TB; bdk Kis 5:42; 2Ptr 1:12-13, TB)
Ada masa di mana orang-orang percaya dianggap sebagai kaum awam (bodoh, tidak tahu banyak, dan tidak memiliki wewenang) untuk membaca, menyelidiki, dan berbicara di depan umum tentang isi Kitab Suci. Hal ini benar-benar pembodohan dan sekaligus penyesatan dari jalan Al-Masih/Kristus bagi orang-orang percaya/pengikut Isa/Yesus.
Oleh sebab itu, sekarang saatnya bagi setiap umat untuk bangkit sebagai saksi Injil. Setiap orang percaya layak menyelidiki kebenaran dan menjadi saksi atas kebenaran Injil kepada semua suku bangsa.  Orang-orang yang tidak mengalami ajaran Injil mengira bahwa berita Injil itu hanya kepada orang-orang di luar Kristen. Pada hal berita Injil itu pertama-tama harus disampaikan di antara umat dan terus diulang dalam bentuk ajaran, supaya umat tahu manjaga diri, menjaga kawanan dan tetap dalam Injil. Dengan demikian mereka akan menjadi saksi Injil karena mengalami Injil dalam kuasa Ruh Allah, bukan karena otoritas lain.
Telah disabdakan demikian,
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. 35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh 13:34-35 TB)
Persekutuan dalam Ajaran Injil menghasilkan persekutuan kasih di antara umat. Wujud dari Kasih yang diterima dari Allah itu adalah penyerahan diri menjadi hamba bagi semua orang, pertama-tama bagi saudara seiman, dan kemudia bagi semua orang. Kasih dan sikap merendahkan diri adalah bentuk pengumuman atau kesaksian bagi dunia dari komunitas iman yang tinggal dalam kesatuan.
Kasih yang kita alami bukanlah kasih dalam definisi dunia atau para ahli, melainkan kasih yang dinyatakan Allah dalam Al-Masih/Kristus seperti telah tertulis:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16, TB)
Itu sebabnya telah dituliskan kepada kita,
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. (1Yoh 3:16, TB)
Injil adalah pengumuman dari Allah bagi dunia. Kebangkitan Isa AM/Yesus Kristus dari antara orang mati pada hari ketiga adalah kesaksian yang tidak bisa ditutupi oleh siapa pun. Injil adalah wujud dari kasih Allah kepada kita. Karena itu, kesaksian Injil adalah wujud dari pengalaman kita terhadap berita Injil.
Injil terjadi karena tindakan kerelaan merendahkan diri setelah mengambil sikap rela meninggalkan segala sesuatu, seperti telah tertulis:
Hendaklah kamu berpikir sebagaimana Isa Al-Masih: 6Â Sekalipun Ia bersifat ilahi, kesetaraan dengan Allah itu tidak dianggap-Nya sebagai sesuatu yang harus dimanfaatkan. 7Â Tetapi sebaliknya, Ia melepaskan semuanya, menempatkan diri sebagai seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, 8Â dan sementara Ia ada dalam keadaan sebagai manusia, Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. (Flp 2:5-8, SB)
Agar kasih dan kerendahan hati itu terus hidup dalam persekutuan umat pilihan, maka Isa/Yesus telah memberi perintah untuk melakukan pembasuhan kaki. Pembasuhan kaki menyatakan sikap rendah hati karena kasih kepada sesama, sehingga kesatuan tubuh Al-Masih itu menjadi kesaksian bagi dunia. Agar menjadi abdi yang dapat dipercayai, maka setiap kita wajib merendahkan diri karena dorongan kasih, sehingga kesatuan dalam persekutuan Roh yang telah diteladankan oleh Junjungan kita Yang Ilahi tetap terpelihara. Telah disabdakan demikian,
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. 14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; 15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. 16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. 17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. (Yoh 13:13-17, TB)
Penghambaan diri kepada saudara seiman adalah bentuk dari pengumuman atau kesaksian hidup dari Injil yang sudah diterima. Kita tidak berjuang memberitakan Injil karena alasan prestasi, melainkan karena kasih. Kita pun tidak malu menyaksikan Injil kepada dunia, karena di antara kita pun pengalaman Injil itu telah terbukti melalui sikap kasih dan kerendahan hati.
Pengumuman kesaksian Injil dilakukan dengan cara:
You must be logged in to post a comment.
Bersyukur oleh anugerah dalam Almasih, mengalami Roh-Nya, Ajaran Almasih.
Berani bersedia menjadi saksi-Nya, melayani sesama bagi Kerarajaan Allah dalam Almasih.
Bersyukur oleh anugerah dalam Almasih, mengalami Roh-Nya, Ajaran Almasih.
Bersedia menjadi saksi-Nya, melayani sesama bagi Kerarajaan Allah dalam Almasih.
Saya adalah salah seorang di antara banyak orang percaya yang sudah mengalami Injil dan Ruh. Maka saya juga ikut memberitakan Injil kepada setiap orang yang terbuka hatinya dan rindu mengalami Injil dan Ruh