BAGIAN ALLAH ATAU BAGIAN KITA?

Pernahkah saudara mendengar ungkapan “Kita mengerjakan bagian kita dan Allah mengerjakan bagian-Nya”?  Ungkapan ini bukan Ajaran Injil Kerajaan Allah, melainkan hasil dari ide para ahli pikir.

Para ahli pikir berusaha menggunakan frasa “bagian Allah dan bagian kita” atau “urus bagian Anda dan Allah urus bagian-Nya”, dengan menggunakan banyak ayat yang seolah-olah mengajarkan konsep bahwa manusia memiliki tanggung jawab tertentu, sementara Allah mengerjakan bagian-Nya yang berada di luar kemampuan manusia. Berikut beberapa ayat-ayat dan penjelasan yang mereka gunakan:

  1. Tanggung Jawab Manusia dan Peran Allah

📖 Yakobus 4:8 – “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai orang-orang berdosa, dan sucikanlah hatimu, hai orang-orang yang mendua hati!” Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki bagian untuk mendekat kepada Allah, dan Allah akan melakukan bagian-Nya dengan mendekat kepada kita.

📖 Matius 6:33 – “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”  Tugas manusia adalah mencari Kerajaan Allah, sementara bagian Allah adalah mencukupi kebutuhan kita.

  1. Bekerja dengan Iman kepada Allah

📖 Filipi 2:12-13 – “Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”  Kita bertanggung jawab mengerjakan keselamatan kita, tetapi Allah yang memberi kemampuan dan kehendak untuk melakukannya.

📖 Amsal 16:3 – “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah rencanamu.”  Kita harus melakukan bagian kita dengan merencanakan dan bekerja, sementara Allah yang menyempurnakan hasilnya.

  1. Percaya dan Berserah kepada Allah

📖 Mazmur 37:5 – “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” Kita harus menyerahkan diri kepada Tuhan, dan Dia akan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya.

📖 2 Tawarikh 20:15 – “…Janganlah takut dan janganlah gentar menghadapi laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang, melainkan Allah.” Dalam peperangan rohani, ada bagian yang hanya Allah yang bisa lakukan, dan kita dipanggil untuk percaya dan taat.

Jadi, ayat-ayat tersebut mereka jadikan dasar untuk memuluskan pikiran asing dari luar Alkitab.  Mereka selalu berkilah dengan alasan klasik: “prinsip ini memang ada dalam Alkitab, meskipun tidak dinyatakan dalam satu kalimat langsung”. Mereka lagi berkata bahwa “Intinya adalah keseimbangan antara iman dan tanggung jawab – kita melakukan bagian kita dengan setia, dan Allah melakukan bagian-Nya dengan kuasa-Nya.”.  Terlihat kren ya?  Tetapi waspadalah terhadap ajaran yang demikian karena sangat menyesatkan!

Ungkapan “Kita mengerjakan bagian kita dan Allah mengerjakan bagian-Nya” sering digunakan dalam lingkungan Kristen untuk menggambarkan kerja sama antara manusia dan Allah. Namun, ungkapan ini tidak sesuai dengan ajaran Injil Kerajaan Allah karena mengimplikasikan bahwa manusia memiliki bagian yang dapat dikerjakan tanpa ketergantungan penuh kepada Allah. Pandangan ini berasal dari pemikiran dunia yang memisahkan manusia dari Allah, padahal Alkitab mengajarkan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan dikerjakan melalui Roh Kudus.

Hanya Orang yang Menerima Roh Kudus yang Dapat Mengerjakan Pekerjaan Allah

Yesus berkata, “Tanpa Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5). Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang bernilai dalam Kerajaan Allah hanya bisa dilakukan dalam persekutuan dengan Kristus melalui Roh Kudus.

Paulus juga menegaskan dalam Filipi 2:13, “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Ini berarti bukan manusia yang mengerjakan bagiannya sendiri lalu Allah melengkapi sisanya, melainkan Allah yang sepenuhnya berkarya dalam dan melalui manusia yang percaya kepada-Nya.

Pekerjaan yang Bernilai Kekal vs. Pekerjaan yang Bersifat Sementara

Yesus membedakan antara pekerjaan yang bernilai kekal dan pekerjaan yang bersifat sementara dalam Yohanes 6:27, “Bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.” Pekerjaan yang bernilai kekal adalah pekerjaan yang diperintahkan Yesus kepada para pengikut-Nya, yaitu memberitakan Injil, membangun tubuh Kristus, dan hidup dalam ketaatan kepada Allah.

Sedangkan pekerjaan yang berkaitan dengan makanan, minuman, dan pakaian (pekerjaan yang sering menjadi dasar kekhawatiran orang-orang yang tidak mengenal Allah) dapat dilakukan oleh siapa pun tanpa Roh Kudus. Pekerjaan ini bukanlah bagian dari pengabdian dalam Kerajaan Allah, tetapi termasuk dalam kehidupan profesi yang hasilnya dapat digunakan untuk mendukung pekerjaan Kerajaan Allah bagi mereka yang ada di dalam Kristus (Efesus 4:28; 2 Tesalonika 3:10-12).

Fokus kepada Kerajaan Allah, Bukan kepada Urusan Orang Lain

Dalam Yohanes 21:21-22, Yesus menegur Petrus ketika ia bertanya tentang nasib Yohanes, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau, ikutlah Aku.” Hal ini menunjukkan bahwa setiap murid harus fokus pada pekerjaan yang ditugaskan Allah kepada mereka dalam Kerajaan-Nya, bukan sibuk dengan urusan duniawi atau membandingkan diri dengan orang lain.

Prinsip ini juga tampak dalam Kisah Para Rasul 1:6-8, ketika murid-murid bertanya kepada Yesus tentang pemulihan Kerajaan bagi Israel. Yesus menegaskan bahwa bukan bagian mereka untuk mengetahui waktu dan masa yang ditetapkan Bapa, tetapi mereka harus menjadi saksi-Nya di dunia. Ini menunjukkan bahwa tugas utama pengikut Kristus adalah pekerjaan rohani yang berkaitan dengan pemberitaan Injil dan hidup dalam ketaatan kepada Roh Kudus.

Hidup dalam Kristus dan Persekutuan Tubuh Kristus

Setiap orang yang ada dalam Kristus, hidup dan bergerak dalam Kristus dan tinggal dalam persekutuan sebagai tubuh Kristus. “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada” (Kisah Para Rasul 17:28). Meskipun demikian, masing-masing mengerjakan bagiannya sesuai pemberian Allah tanpa ikut mencampuri urusan anggota tubuh lainnya. “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama” (1 Korintus 12:7). Cara ini bukan berarti antara anggota tubuh tidak saling terhubung, tetapi berfungsi saling melengkapi. “Sebab tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota” (1 Korintus 12:14).

Tetapi inilah yang kita lakukan seperti yang diajarkan dalam Lukas 12:42, “Siapakah pengurus yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?” dan 1 Petrus 4:10, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Ini berarti bahwa setiap orang percaya memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan pemberian Allah tanpa melupakan kesatuan dalam tubuh Kristus.

Kesimpulan

Ungkapan “Kita mengerjakan bagian kita dan Allah mengerjakan bagian-Nya” bukanlah ajaran Injil Kerajaan Allah karena mengimplikasikan pemisahan antara manusia dan Allah, seolah-olah manusia dapat bekerja sendiri. Alkitab mengajarkan bahwa pekerjaan dalam Kerajaan Allah hanya dapat dilakukan oleh orang yang hidup oleh Roh Kudus. Sedangkan pekerjaan duniawi bersifat sementara dan bukan bagian dari pengabdian dalam Kerajaan Allah, meskipun hasilnya bisa digunakan untuk mendukung pelayanan. Oleh karena itu, setiap pengikut Kristus harus memahami bahwa segala sesuatu dalam Kerajaan Allah dikerjakan sepenuhnya oleh Allah dalam dan melalui mereka yang percaya kepada-Nya, serta hidup dalam kesatuan tubuh Kristus sesuai pemberian-Nya. OneZe@konsultanbankinjil

NOTE: Istilah ‘pekerjaan duniawi‘ menunujukkan pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh manusia pada umumnya tanpa Roh Allah.  Tetapi hasil pekerjaan yang sementara itu di antara orang-orang percaya dapat menjadi dukungan pengabdian bagi Kerajaan Allah karena mereka yang mengerjakannya berstatus tinggal dalam Kristus.

 

Leave a Reply

KURSUS BANK INJIL

Kursus BANK Injil