Persekutuan Baru Menurut Alkitab
Menyingkap Makna Persekutuan yang Diperbarui dalam Terang Injil
[Pembahasan Khusus dijelaskan dalam presentasi “JEMAAT” milik Kristus]
Pendahuluan
Persekutuan orang percaya adalah inti dari kehidupan gereja yang hidup dan bertumbuh dalam terang Injil. Kisah Para Rasul 10:47-48 mencatat peristiwa penting ketika persekutuan baru antara orang Yahudi dan non-Yahudi mulai terbentuk melalui pencurahan Roh Kudus. Peristiwa ini menegaskan bahwa Injil Kerajaan Allah tidak dibatasi oleh ras, bangsa, atau tradisi manusia.
Tulisan ini akan menjelaskan maksud dari “persekutuan baru” menurut Perjanjian Baru, dengan menggali prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam kehidupan komunitas orang percaya.
Peristiwa Pembaptisan Kornelius dan Keluarganya (Kisah Para Rasul 10:47-48)
“Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?” (Kisah Para Rasul 10:47, TB)
Peristiwa ini menandai penerimaan orang non-Yahudi ke dalam persekutuan orang percaya tanpa syarat tradisi Yahudi. Melalui pencurahan Roh Kudus, Allah menunjukkan bahwa persekutuan baru dalam Kristus bersifat universal dan melampaui batasan etnis.
Dasar Persekutuan Baru dalam Kristus
Perjanjian Baru menekankan bahwa persekutuan baru ini dibangun atas dasar:
- Yesus Kristus sebagai Kepala: Persekutuan yang sejati dimulai dengan hubungan yang hidup dengan Kristus (Efesus 1:22-23).
- Pekerjaan Roh Kudus: Roh Kudus menyatukan orang percaya dalam satu tubuh (1 Korintus 12:13).
- Kasih sebagai Pengikat: Kasih adalah tanda persekutuan yang sejati (Kolose 3:14).
Ciri-Ciri Persekutuan Baru dalam Perjanjian Baru
Beberapa karakteristik utama persekutuan baru menurut Perjanjian Baru adalah:
- Berdoa Bersama (Kisah Para Rasul 2:42) Persekutuan orang percaya ditandai dengan doa bersama yang memperkuat hubungan mereka dengan Allah dan sesama.
- Memecahkan Roti (Kisah Para Rasul 2:46) Ini adalah simbol kebersamaan dalam mengingat pengorbanan Kristus.
- Bersatu dalam Pengajaran Rasul (Kisah Para Rasul 2:42) Persekutuan baru dibangun di atas kebenaran Injil yang diajarkan oleh para rasul.
- Saling Menolong (Kisah Para Rasul 4:32-35) Orang percaya berbagi segala sesuatu dengan sukacita dan tanpa paksaan.
- Penerimaan Tanpa Diskriminasi (Galatia 3:28) Tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi dan Yunani, budak dan orang merdeka, laki-laki dan perempuan dalam Kristus.
Prinsip-Prinsip Persekutuan Baru
- Kesatuan dalam Roh (Efesus 4:3): Orang percaya dipanggil untuk memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera.
- Kepatuhan pada Firman Allah (1 Yohanes 1:7): Hidup dalam terang Firman Allah adalah tanda persekutuan yang sejati.
- Kasih yang Mengorbankan Diri (1 Yohanes 3:16): Persekutuan sejati ditandai dengan kasih yang rela berkorban.
- Membangun dan Meneguhkan Iman (1 Tesalonika 5:11): Persekutuan baru bertujuan untuk saling meneguhkan dalam iman.
Penyelidikan Ayat-Ayat Kunci
Beberapa ayat penting yang menegaskan konsep persekutuan baru:
- Kisah Para Rasul 2:42-47: Kehidupan persekutuan orang percaya mula-mula.
- Efesus 4:1-6: Kesatuan dalam tubuh Kristus.
- Galatia 3:28: Kesetaraan dalam Kristus.
- Kolose 3:12-17: Hidup dalam kasih dan damai sejahtera.
- 1 Yohanes 1:7: Persekutuan dalam terang.
Kesimpulan: Persekutuan Baru adalah Persekutuan dalam Injil Kerajaan Allah
Persekutuan baru dalam terang Injil adalah komunitas yang hidup dalam kesatuan, kasih, dan kebenaran. Persekutuan ini melampaui batasan budaya dan tradisi, serta berpusat pada Yesus Kristus dan pekerjaan Roh Kudus.
Relevansi bagi Kehidupan Orang Percaya
- Komunitas yang Membangun Iman: Persekutuan baru menjadi tempat pertumbuhan rohani.
- Kasih yang Nyata: Persekutuan baru mendorong kasih yang tidak memandang perbedaan.
- Kesaksian kepada Dunia: Persekutuan baru yang harmonis menjadi kesaksian tentang kasih Allah kepada dunia.
Dengan memahami makna persekutuan baru dalam terang Injil, setiap orang percaya dapat hidup sebagai komunitas yang memuliakan Allah dan memberitakan Kerajaan-Nya kepada dunia.