UMAT ALLAH DALAM PERNJANJIAN BARU

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:  10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. (1 Petrus 2:9-10, TB)

PENDAHULUAN

Dari kalangan Kristen melalui golongan dan agama, pasti mengklaim dirinya sebagai umat pilihan Allah tanpa memeriksa kembali apa yang menjadi landasan hukum dari Allah sendiri, siapa yang sesungguhnya yang menjadi umat pilihan-Nya.

Kondisi ini sudah dinyatakan oleh Kristus sebelumnya:

Luk 16:16 Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya. (lih Mat 11:12)

Jika demikian, apa saja yang dapat kita diskusikan perihal “Umat Allah dalam Perjanjian Baru”?

DISKUSI

Ada 5 bagian yang saya usulkan sekaligus 5 kali pembahasan yang disesuaikan.

Hal-Hal yang Pasti:

  1. Inklusivitas Umat Allah:
    • Perjanjian Baru mengajarkan bahwa umat Allah tidak lagi terbatas pada bangsa Israel saja, tetapi mencakup semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus, baik Yahudi maupun non-Yahudi (Galatia 3:28-29).
  2. Panggilan untuk Hidup Kudus:
    • Umat Allah dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, menjauhi dosa, dan menjalani hidup yang mencerminkan kasih dan kebenaran Allah (1 Petrus 2:9-10).
  3. Gereja sebagai Tubuh Kristus:
    • Dalam Perjanjian Baru, umat Allah seringkali diidentifikasi sebagai “Gereja”, yang digambarkan sebagai Tubuh Kristus, di mana setiap anggota memiliki peran dan fungsi masing-masing (1 Korintus 12:12-27).
  4. Keimamatan Orang Percaya:
    • Setiap orang percaya dianggap sebagai imam yang memiliki akses langsung kepada Allah, tanpa memerlukan perantara manusia (1 Petrus 2:5).
  5. Penerimaan Roh Kudus:
    • Umat Allah dalam Perjanjian Baru dijanjikan dan diberikan Roh Kudus yang tinggal dalam diri mereka, memberikan bimbingan, kekuatan, dan penghiburan (Yohanes 14:16-17, Kisah Para Rasul 2:38).

NOTE: Kelima pokok di atas, dapat kita hubungkan dengan ibadah dan bentuk bangunan gereja (EKLESIA) dari Kristus jika memungkinkan

Isu Kontroversi:

  1. Penggantian Israel oleh Gereja (Replacement Theology):
    • Ada perdebatan di kalangan teolog tentang apakah Gereja menggantikan Israel sebagai umat Allah yang sejati, atau apakah janji-janji Allah kepada Israel tetap berlaku dan terpisah dari Gereja.
  2. Baptisan sebagai Tanda Keanggotaan Umat Allah:
    • Perdebatan terjadi mengenai apakah baptisan diperlukan sebagai tanda masuk ke dalam umat Allah, atau apakah iman saja sudah cukup. Beberapa denominasi menekankan pentingnya baptisan air, sementara yang lain melihatnya sebagai simbolis.
  3. Keselamatan Universal atau Terbatas:
    • Ada perdebatan mengenai apakah keselamatan yang ditawarkan kepada umat Allah bersifat universal (dapat diterima oleh semua orang) atau terbatas hanya pada mereka yang dipilih oleh Allah (doktrin predestinasi).
  4. Hubungan Antara Hukum Taurat dan Kasih Karunia:
    • Kontroversi muncul mengenai sejauh mana hukum Taurat masih berlaku bagi umat Allah dalam Perjanjian Baru, mengingat ajaran Paulus tentang kasih karunia sebagai dasar keselamatan.
  5. Peran Wanita dalam Gereja:
    • Peran wanita dalam gereja sebagai bagian dari umat Allah menjadi topik yang kontroversial, dengan pandangan yang berbeda-beda mengenai apakah wanita boleh menjadi pemimpin atau imam dalam gereja.

Meskipun pembahasan kita lebih mengarah kepada pandangan Injil,  tidak tertutup kemungkinan akan bersentuhan dengan hal-hal diatas karena menyangkut keyakinan yang dipegang kuat oleh banyak orang Kristen, sekaligus menunjukkan area-area yang masih menjadi bahan diskusi dan perdebatan teologis hingga saat ini.

Leave a Reply

KURSUS BANK INJIL

Kursus BANK Injil