Ibadah Model Yosua vs Model Salomo
Kecondongan hati dan Penyerahan diri
Banyak orang di awal perjalanannya terlihat cemerlang, tetapi sayangnya di akhir perjalanan hidupnya menjadi redup. Seseorang yang mengira dirinya baik-baik saja hanya karena pengetahuan, bisa menjadi penyesalan selamanya karena hidup tanpa Ruh Allah.
Kecondongan hati terjadi karena daya tarik yang dilihat mata. Di sana ada godaan yang membuat seseorang melihat hal yang jahat menjadi baik. Pada akhirnya mereka menyerahkan diri mereka di dalamnya, sehingga sulit untuk ditolong. Hal ini yang terjadi dengan Salomo, raja yang penuh kegemilangan dan bijaksana. Dikisahkan demikina,
Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. (1Raja 11:4-6 TB)
Sebaliknya, ada juga orang-orang yang menetapkan hatinya untuk tetap dalam iman yang murni, meskipun lawannya harus satu bangsa. Yosua berkata demikian,
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yos 24:15 TB)
Selengkapnya, ikuti Forum Obrolan Renungan Baru (FORB) Sabtu, 20-Mei-2023, pukul 18:30-19:30 WIB