Teladan Menceritakan Injil Dengan Kuasa dan Dalam Kasih

Pada umumnya, orang percaya yang mengalami Injil segera menceritakan pengalaman Injilnya kepada orang lain.  Karena pengalaman itu sangat jelas, maka tanpa pelatihan dan ajaran Injil dapat berubah arah kepada kebanggaan diri.  Sebaliknya, sering kali ada juga orang-orang yang baru menerima Injil malah merasa sudah aman dan tidak mau cerita pengalaman Injilnya karena takut kehilangan pekerjaan atau orang-orang di sekitarnya atau karena kembali kepada kesibukan cerita lamanya, sebab pikirnya: ‘yang penting aku sudah dijamin selamat’, sehingga berubah arah kepada kepentingan diri.  Pikiran yang demikian belum dibangun di atas ajaran Injil.  Oleh sebab itu, siapa saja yang baru saja menerima dan mengalami Injil, segera dilatih dalam persekutuan yang dibangun di atas ajaran Injil agar mereka hidup dalam kuasa dan kasih Allah.  Injil adalah kuasa Allah (Rum 1:16) dan juga kasih Allah (Yoh 3:16).

Lalu bagaimana berlatih menceritakan Injil dalam kuasa dan kasih Allah?

CERITA DALAM KUASA

Wewenang pemberitaan Injil tidak berasal dari dunia, pemerintah, agama, atau dari salah satu lembaga kerohanian mana pun.  Tetapi wewenang dan kuasa pemberitaanya berasal dari Ruh Allah Yang Mahasuci.

  • Didorong oleh KUASA ROH

Akan tetapi, kamu akan menerima kuasa apabila Ruh Allah datang ke atasmu dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8)

Ada 3 Petunjuk Kitab Suci mengenai Saksi Injil:

  1. Setiap orang percaya secara generasional adalah pengikut Isa Almasih dan telah ditetapkan oleh Isa menjadi saksi-saksi-Nya (Luk 24:48; Yoh 17:20-21; 1Ptr 1:8,9; 1 Yoh 1:1,2).
  2. Setiap orang percaya dalam Jemaah adalah orang-orang yang diperlengkapi dengan karunia-karunia roh yang beragam disertai dengan gaya hidup yang berpadanan dengan berita Injil dan diutus bersama orang percaya lainnya sebagai saksi Injil (1 Yoh 1:3; Efs 3:6; 4:1-6; Flp 1:27; 2Tim 1:7-10).
  3. Setiap orang percaya yang terlatih di segala tempat adalah utusan Isa Al-Masih yang diperlengkapi dan diutus dengan kuasa Roh Allah agar menjadi saksi Injil sampai ke seluruh dunia (Mrk 1:17; Mat 28:18-20; Luk 24:47-49; KPR 1:8).
  • Dilakukan dalam KUASA ROH

Ada 5 ciri pengabaran Injil melalui para Saksi Injil (1Tesalonika 1:5-8)

  1. Kata-kata (tahu cara menceritakan Injil – lih.KPR 2:40)
  2. Kuasa (disertai dengan kuasa tanda-tanda mujizat dan kuasa waktu menyampaikan Injil dan ajaran Injil – Mrk 16:15-18)
  3. Roh Kudus (Janji penyertaan dan kehadiran Roh yang memberi keberanian kepada saksi Injil dan kesadaran kepada orang yang mendengar – KPR 1:8; Yoh 16:8-11)
  4. Penuh Kepastian/Keyakinan (kutulusan dan keutuhan integritas SI yang diperlihatkan ketika memberitakan Injil oleh Roh meyakinkan pikiran pendengar – Rum 1:16)
  5. Teladan (kesaksian hidup SI yang tidak bisa disangkal oleh mereka yang mendengar dan melihatnya mengantar pikiran mereka kepada Kristus Sang Teladan Agung – lih.1Kor 11:1; bdk.mobilisasi Matt. 10:27; Acts 5:20; 1 Tim. 4:11; Tit. 2:15
  • Diselesaikan dengan KUASA ROH

Ada 3 Karya Roh yang mendahului SI bersaksi kepada dunia:

  1. Menginsafkan dunia aka dosa
  2. Menginsafkan dunia akan kebenaran
  3. Menginsafkan dunia akan penghakiman

Ada 3 karya Roh dalam diri OP:

  1. Memimpin kepada semua jalan kebenaran
  2. Memberitahukan hal-hal yang akan datang
  3. Menolong untuk memuliakan Bapa dalam Isa AM

Perlu usaha dan perjuangan untuk menyampaikan berita Injil dengan jelas, meski dalam berbagai cara: “Demikianlah Petrus menerangkan kepada mereka dengan sungguh-sungguh dan dengan banyak perkataan lainnya. Ia berkata, ‘Usahakanlah supaya kamu selamat dari hukuman yang akan ditimpakan Allah ke atas bangsa yang jahat ini.’” (Kis 2:40; bnd. Kol 1:28-29)

CERITA DALAM KASIH

Pemberitaan Injil bisa saja dilakukan karena cara dan tujuan yang lain.  Bahkan Paulus menulis demikian, “Memang ada orang-orang yang mengabarkan Al-Masih karena dengki dan persaingan, tetapi ada juga yang mengabarkan-Nya dengan maksud baik.  16  Mereka yang mengabarkan dengan maksud baik melakukan hal itu karena kasih, sebab mereka tahu bahwa aku berada di penjara demi mempertahankan Injil.  17  Sedangkan mereka yang mengabarkan Al-Masih dengan maksud yang tidak ikhlas, melakukan hal itu demi kepentingan diri mereka sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka dapat menambah kesusahanku di dalam penjara.  18  Tetapi tidak apa-apa, bukan? Hal yang terpenting ialah bahwa lewat berbagai upaya, baik dengan niat yang palsu maupun dengan kesungguhan, Al-Masih diberitakan. Atas hal itu aku merasa gembira. Lagi pula, aku akan tetap merasa gembira  19  karena aku tahu bahwa berkat doamu dan anugerah Ruh Isa Al-Masih, hal itu justru akan membawa kebebasan bagiku.” (Flp 1:15-19)

Oleh sebab itu, hanya orang yang sudah mengalami Injil dan terlatih dalam ajaran Injil yang diberi kemampuan menyampaikan Injil dalam KASIH.

  • Di dorong oleh KASIH

Pemberitaan Injil seharusnya didorong oleh kasih, bukan karena prestasi.  Dorongan kasih berasal dari dalam hati karena Ruh Allah, tetapi prestasi berasal dari luar.  Karena itu, jangan terlalu memacu (push) orang-orang melalui mobilisasi penginjilan tanpa mereka sendiri mengalami Injil.  Telah tertulis demikian: “Kemudian Isa pergi ke semua kota dan desa sambil mengajar di rumah-rumah ibadah mereka, memberitakan Injil Kerajaan Surga, dan menyembuhkan segala penyakit serta kelemahan.  36  Ketika Isa melihat orang banyak itu, Ia merasa kasihan kepada mereka, sebab mereka lelah dan terlantar, seperti domba yang tak bergembala.  (Matius 9:35,36; bdk. Yah 3:16; Luk 15:20; 2Kor 5:14)

  • Dilakukan dalam KASIH

Kepenuhan dalam Allah adalah kepenuhan dalam kuasa Ruh dan kasih-Nya.  Seseorang mengalami kepenuhan Allah karena dia tiinggal dalam Allah.  Telah tertulis demikian: “Seperti Sang Bapa sudah mengasihi Aku, demikian jugalah Aku sudah mengasihi kamu. Tinggallah di dalam kasih-Ku.  10  Jika kamu mematuhi perintah-perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku; sama seperti Aku mematuhi perintah-perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.  11  Semua itu Kukatakan kepadamu supaya kegembiraan-Ku ada di dalam kamu dan supaya kegembiraanmu menjadi sempurna.” (Yoh 15:9-11)  “Lagi pula, kami sudah melihat serta memberi kesaksian bahwa Sang Bapa telah mengutus Sang Anak yang datang daripada-Nya menjadi Penyelamat dunia ini.  15  Siapa mengaku bahwa Isa itu adalah Sang Anak yang datang dari Allah, Allah tinggal di dalam orang itu dan ia pun di dalam Allah.  16  Kita sudah mengenal serta percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah itu kasih, dan siapa tinggal di dalam kasih, ia tinggal di dalam Allah dan Allah pun tinggal di dalam dirinya.  17  Dengan cara demikianlah kasih itu disempurnakan di dalam kita, supaya hati kita memperoleh keberanian pada hari penghakiman, karena sebagaimana keberadaan Al-Masih, demikian juga kita di dalam dunia.  18  Di dalam kasih tidak ada ketakutan. Kasih yang sempurna mengusir ketakutan, karena di dalam ketakutan ada siksa hukuman dan orang yang takut belum sempurna di dalam kasih.  19  Kita mengasihi sebab Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita. (1Yohanes 4:14-19; bdk. 2Tes 2:16)

  • Diselesaikan dengan KASIH

Meskipun dalam pemberitaan Injil disertai penolakan dan bahkan penganiayaan, tetapi para saksi Injil tetap melakukannya dengan sukacita dan kerelaan.  “Dengan hal inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Al-Masih telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Maka kita pun patut menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” (1Yohanes 3:16; bdk. Yohanes 15:13)

Berdasarkan maksud tersebut di atas, maka OPB segera ditolong bagaimana cara menyaksikan imannya kepada siapa saja tanpa perdebatan atau tanpa penghinaan kapada orang lain.  Ajarkan dia cara menemukan orang yang terhilang di sekitarnya dengan menggunakan contoh-contoh cerita dalam Kitab Suci, seperti dalam Lukas 15. [4]  Melalui cerita tersebut teruskan dengan menjelaskan bagaimana teladan Isa dan para rasul menyampaikan cerita Injil.  Yang menjadi prinsip utama adalah mengingat 3 karya Ruh Suci kepada dunia, yaitu mereka yang belum mengenal Injil.  Ke-3 karya tersebut menjadi pedoman utama bagi penyampaian kesaksian berita Injil yang tentu saja didahului dengan pembicaraan umum sebelumnya.[5]

Kursus Proyek BANK Injil (KPBI)

Apakah saudara sudah terdaftar sebagai peserta KPBI 2024?  Jangan lewatkan kesempatan ini.  KPBI 2024 membuka kesempatan bagi peserta KPBI 1A dan KPBI 1B.  KPBI 1A berfokus pada penyelidikan diri sendiri, sedangkan KPBI 1B yang berfokus pada penyelidikan tentang Kitab Suci dilayankan hanya bagi mereka yang sudah menyelesaikan KPBI 1A.

Makna ‘KURSUS’ Proyek BANK Injil:

  • K = Kristus, Tuan dan Guru satu-satunya (Mat 23:8, 10; Yoh 13:13)
  • U = Utamakan yang menerima panggilan dan mau datang kepada-Nya (Luk 9:4; 10:5-7)
  • R = Rela belajar kepada-Nya dan memikul kuk dari-Nya (Mat 11:28-30; Luk 9:23-25)
  • S = Setiap peserta (murid/pengikut) bersedia belajar dan mengabdi sebagai SATU TIM SETIA (Yoh 13:34-35; 17:20-21)
  • U = Utuh, Aplikatif, dan Sempurna ajarannya (Mat 28:19-20; Yoh 14:15-16; Mat 5:48)
  • S = Sendirian dengan Kristus, eksklusif tanpa orang banyak (Mat 24:3; Mrk 6:31; 9:2; Luk 10:17-24)

Objektif

Mengembalikan cara belajar dan bersekutu menurut Dasar, Cara, dan Tujuan (DCT) Injil Kerajaan Allah di antara para pengikut Isa Al-Masih (Yesus Kristus / Yashua Ha-Masiakh / Iesou Kristou).   Mrk 1:17; bd. Yoh 5:39-40; Kis 2:42; 17:11-12; Kol 1:28-29; 1Tim 4:13-16; 2Ptr 1:12-13

Karena itu, yang dimaksud dengan Kursus Proyek BANK Injil (KPBI) adalah

“Belajar khusus dan utuh kepada Kristus secara bersama-sama, sendirian dengan Dia.”

Ikuti TelPod Kursus Proyek BANK Injil setiap hari Rabu Malam, pukul 18:30 WIB, LIVE di ZOOM MEETING.  Bergabunhglah dalam Grup KPBI, dengan menghubungi para instruktur.

00
days
00
hours
00
minutes
00
seconds

Details

Topic: Teladan Menceritakan Injil Dengan Kuasa dan Dalam Kasih
Hosted By: admin instructor
Start: Wed-06-24
Category: Kursus PBI, Research
Duration: 1 hour 30 minutes
Current Timezone: Asia/Jakarta

Note: Countdown time is shown based on your local timezone.