LAKI-LAKI DAN KERAJAAN ALLAH
Adam artinya “MANUSIA”. Manusia itu terdiri dari LAKI-LAKI & PEREMPUAN. Adam itu adalah LAKI-LAKI. Kalau begitu “SIAPA LAKI-LAKI” itu?
Istilah laki-laki dalam Kitab Suci, kita jumpai dalam Kejadian 1:27, demikian:
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (TB)
Tetapi setelah adam itu (laki-laki dan perempuan) jatuh ke dalam dosa, keadaan laki-laki itu menjadi hidup susah karena mendapatkan hukuman Allah, demikian:
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” (Kej 3:17-19 TB)
Tidak lama setelah peristiwa itu, anak laki-laki Adam dan Hawa yang pertama, yaitu Kain membunuh adiknya Habel gara-gara masalah ibadah. Tetapi Allah memberi peringatan kepada Kain, demikian:
Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” (Kej 4:6-7 TB)
Yang tergoda pertama adalah perempuan, tetapi laki-laki bisa tergoda karena perempuan, dan laku-laki bisa membunuh meskipun dalam suasana ibadah. Itu sebabnya Paulus menulis:
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. (1Timotius 2:8 TB)
Meskipun demikian, semua daftar orang pilihan, baik dari antara orang-orang saleh, para nabi dan para rasul, semuanya dari laki-laki. Jika demikian, bagaimana seharusnya setiap laki-laki mengenal dirinya dan mengalami pengabdian penuh bagi Kerajaan Allah demi Ruh dan Kebenaran?
Selengkapnya, ikuti Forum Obrolan Renungan Baru (FORB) Sabtu, 8-April-2023, pukul 18:30-19:30 WIB