Kesatuan Tubuh Kristus
Jaringan atau Tim
Kita bersyukur karena Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi itu terjadi karena faktor kesatuan dari seluruh komponen bangsa Indoensia yang penduduknya terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kemerdekaan dari penjajahan adalah bayangan dari kemerdekaan dari dosa. Jika NKRI dipersatukan di bawah PANCASILA, maka bagaimana dengan kesatuan dari kewarganegaraan baru dalam Kerajaan Allah?
Pertanyaan yang penting dari topik ini adalah: Apakah kita dalam satu jaringan atau satu tim? Dari pertanyaan itu, muncul pertanyaan lainnya, yaitu: “Bagaimana cara mempersatukan Tubuh Kristus dan siapa yang dapat melakukannya?”
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu memahami dengan pasti kesaksian Kitab Suci mengenai jaringan dan tim di antara para pengikut Isa Al-Masi/Yesus Kristus.
Pemahaman umum dari kedua kata di atas (TIM dan JARINGAN) biasanya banyak TIM dalam satu JARINGAN. Apakah pandangan demikian sesuai Kitab Suci? Usaha membuat ‘tim’, ‘persekutuan’, ‘denominasi’, ‘jaringan’, ‘oikumene’ adalah gerakan kesatuan. Tetapi dalam kenyataanya, justru semua gerakan kesatuan di seluruh dunia telah menciptakan perpecahan yang hebat di antara mereka sendiri dan saling mempersalahkan di antara kelompoknya. Jadi dimana letak masalahnya?
Barangkali banyak sudah apatis tentang gerakan kesatuan tersebut, tetapi sebagian lagi sangat bersemangat karena harapan-harapan yang dibangun. Tetapi masalah utamanya bukan soal perselisihan di antara pandangan kesatuan dan juga soal semangat dari para penggerak kesatuan itu, melainkan kepastian dari penyebab perpecahan dan jalan penyelesaiannya. Jadi di sini ada tiga bagian yang harus dipastikan, yaitu: sumber perpecahan, jalan penyelesaian (supaya kembali bersatu seperti maksud Allah semula), tujuan akhir dari jalan kesatuan itu.
Selengkapnya, ikuti wawancara eksklusif malam ini, Rabu, 16-Agustus-2023, pukul 19:00 WIB
