Ibadah Yang Sempurna – #2 PEMISAHAN (Mat 5:27-32)

CARA IBADAH YANG SEMPURNA MENURUT HUKUM INJIL DAN ROH

Masalah Perzinahan

Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. (ay 27)

Silahkan pelajari peristiwa yang terjadi dengan seorang perempuan yang berzinah yang dibawa oleh para pemimpin agama Yahudi kepada Isa (Yesus) berikut ini (Yoh 8:3-11 TB):

3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.  4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.

5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.

7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.

9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” 11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Perhatikan masalah yang ditampilkan para pemimpin agama.  Mereka menangkap basah orang yang berbuat zinah dan hendak menghukumnya berdasarkan Hukum Taurat Musa.  Tetapi Isa (Yesus) menyatakan bahwa masalah yang utama adalah dosa.  Ternyata semua para pemimpin agama itu mengaku tanpa kata-kata bahwa mereka berbuat dosa, dan tidak ada satu pun di antara mereka yang diampuni dosanya itu.

Berbeda dengan perempuan yang mereka hakimi, sekalipun perempuan itu tidak berkata apa-apa lagi tentang dosanya (karena sudah nyata dengan penglihatan mata manusia), tetapi Isa (Yesus) justru membuat pernyataan yang kontroversial: “Akupun tidak menghukum engkau.” 

Apakah ada di antara para pembaca tulisan ini yang juga selalu berharap agar Allah segera menghukum orang yang berbuat zinah (=termasuk segala bentuk dosa, kesalahan, dan pelanggaran hukum)?  Orang-orang yang membenarkan dirinya akan berbuat demikian dan orang-orang yang sedang berbuat dosa secara sembunyi-sembunyi tentu mengira bahwa Allah pasti menghukum dirinya.  Namun yang dilihat oleh Allah dalam diri manusia itu nyata melalui tindakan Isa (Yesus) kepada perempuan tersebut sebab tidak diperlukan pengakuan dosa lagi, tetapi apakah perempuan itu melihat bahwa Isa (Yesus) yang sedang berkata-kata kepadanya itu adalah Sang Pembebas (Penghapus dan Penyelesai dosa)?

Pernyataan penting dari Dia yang telah menghapus dosa kita dan yang membebaskan kita dari hukuman adalah: “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”  Artinya, setelah Anda dibebaskan dari dosa dan hukumannya, pergilah berbuat yang benar (= jadilah saksi berita penghapus dosa, lih kisah perempuan Samaria dalam Yoh 4:1-30)

Masalah Keinginan

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (ay 28)

Isa membuat definisi baru tentang perbuatan zinah.  Jika bagi para pemimpin agama dan orang-orang yang suka membenarkan dirinya bahwa berbuat dosa (=zinah) itu nyata dalam ‘perbuatan’, maka Isa (Yesus) menegaskan justru perbuatan zinah itu sudah nyata di hadapan Allah hanya dengan cara ‘memandang’ saja (ini adalah masalah penglihatan fisik (mata) yang sejajar dengan penglihatan dalam jiwa (hati)).  Apakah Anda masih suka menghakimi orang lain karena perbuatannya yang terlihat oleh mata (nyata), sedangkan Anda sendiri tidak bisa menghindar dari sikap hati yang bersalah yang dapat dilihat oleh Allah? (lih pembahasan Mat 7:1-5)

Cara Melepaskan Diri Dari Perbuatan Dosa

Kebiasaan sikap menghakimi orang lain adalah suka membuat penerapan ajaran Kitab Suci kepada orang lain, dan bukan pertama-tama untuk dirinya sendiri.  Pada hal hukum yang benar adalah mengasihi saudara seperti mengasihi diri.  Artinya harus lebih dahulu dari diri baru kemudian bagi orang lain.  Harus lebih dulu tahu menjaga diri, baru bisa menjaga kawanan.  Sikap yang suka mengurus orang lain adalah sikap yang tidak sesuai cara Allah karena orang yang demikian cenderung beritindak menghukum, bukan menolong.  Dengan kata lain, usaha yang dilakukannya dari keinginan diri (didorongan oleh semangat jiwa, bukan semangat dari Roh Allah).

Mencungkil Mata Sendiri

Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (ay 29)

Setiap orang yang menerima berita Injil, juga mengalami pembebasa dari dosa dan hukuman dosa.  Dengan demikian, setiap orang yang sudah merdeka, sekaligus telah terpisah dari dosa itu, bukan?  Tetapi apa bila Saudara (yang sudah merdeka dari dosa) digodai oleh keinginan melakukan perbuatan dosa, maka yang Saudara lakukan adalah pemisahan hati dari keinginan itu (mencungkil mata, jangan lagi membuka matamu atau menggunakan matamu untuk keinginan yang demikian; lihat juga ajaran tentang menyunat hati dalam Kol 2:11-12; Kis 7:51; bd juga sikap saudara yang melihat saudaranya berbuat dosa menurut 1Yoh 5:16)

Memenggal Tangan Sendiri

Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. (ay 30)

Jika mencungkil mata sebagai gambaran dari penyunatan hati, maka memenggal tangan sendiri adalah gambaran dari cara kerja baru dalam Al-Masih.  Pemenggalan tangan berkaitan dengan hukuman terhadap perbuatan dosa mencuri.  Sekali lagi, jangan memotong tangan orang lain, melainkan potonglah tangan Anda sendiri.  Maksud dari perkataan ini adalah agar orang-orang yang sudah menyerahkan dirinya sebagai pengikut Al-Masih/Kristus, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kerajaan Allah, sebab tindakan yang demikian sama dengan penolakan ketaatan pada kehendak Allah (hukuman yang menolak kehendak Allah = masuk neraka).

Dari kedua pernyataan Isa/Yesus di atas, kita menjadi tahu dengan jelas bahwa perbuatan dan sikap hati dihitung sejajar dan sama (Ikuti penjelasan yang lebih terperinci dalam KPBI 1A – Mengalami Injil dan Roh, BA #2 dan BA #9)

Masalah Perceraian

Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. 32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. (ay 31-32)

Tindakan yang umum dari pasangan suami-istri ketika mendapati pasangannya selingkuh (terjemahan bebas dari zinah) adalah mengajukan gugatan cerai (pisah).  Pada hal, yang Allah kehendaki itu pisah dari dosa, bukan pisah dari pasangan.  Tetapi orang-orang yang beragama memanfaatkan ayat-ayat Kitab Suci untuk membenarkan dirinya dan menghukum sesamanya.

Allah memberikan firman-Nya bukan untuk menghukum, melainkan untuk memberi hidup.  Tetapi mereka yang menolak firman Allah mendatangkan hukuman atas dirinya sendiri.  Karena itu, Isa/Yesus mengajarkan para pengikutNya agar tidak bercerai, karena risiko dari menceraikan dan diceraikan hasilnya ZINAH!  Maksud dari frase ‘kecuali karena zinah’, adalah apabila pasangannya itu tinggal dalam perzinahan, artinya dia sudah menyerahkan dirinya dalam perzinahan dan tidak mau keluar lagi dari sana.  Orang demikian bisa dilihat sebagai keadaan yang sudah mati, sehingga dianggap dia telah lebih dulu memisahkan diri, sehingga pasangannya pun terpisah (cerai).  Tetapi, pernyataan Isa/Yesus tersebut bukan supaya yang bercerai itu bisa kawin lagi.  Rata-rata semangat perceraian tujuannya hanya untuk mendapatkan pasangan baru lagi dalam segala keinginan duniawi.

Selengkapnya, ikuti PIPA (Pertemuan Ibadah Para Abdi), setiap Minggu, pukul 09:00 WIB.

Pemisahan
Pemisahan
00
days
00
hours
00
minutes
00
seconds

Details

Topic: Ibadah Yang Sempurna – #2 Pemisahan
Hosted By: admin instructor
Start: Sun-09-23
Category: Conference, Development, Persekutuan Baru
Duration: 2 hours 15 minutes
Current Timezone: Asia/Jakarta

Note: Countdown time is shown based on your local timezone.