
HANYA DI DIRIMU
[Khotbah Oleh: ONEKHESI ZEGA]
NYANYIAN PENGANTAR
HANYA DI DIRIMU
Mazmur 42
[Bait 1:]
Hampa terasa hidup ini
Seperti padang gurun tandus
Jiwaku haus, tak henti mencari
kesejatian dalam hidup
[Bait 2:]
Kemana harus ku berlari?
Tanpa arah tanpa asa
Semua kenikmatan dunia ini
Hanya membri kepuasan sementara
[Chorus:]
Ternyata, Engkau mencariku
Korbankan diri demi aku
Lepaskanku dari belenggu
Berikanku hidup yang baru
[Bridge:]
Slalu bersamaMu aku berjalan
Hatiku tenang dan lega
Meski jalan tak mudah
Damai-Mu setia mengawal
[Ending:]
Kini jiwaku bersorak
Memanggil nama-Mu Bapa
Hanya Engkau pengharapan
satu-satunya…
MAZMUR 42
Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2)
OH JIWAKU – JIWA YANG HAUS
Penglihatanku Kepada Allah
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2Â Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
Ingatanku Kepada Allah
3Â Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: “Di mana Allahmu?”
4Â Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
Harapanku Kepada Allah
5Â Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
6Â Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar.
Haus Kepenuhan Allah
7Â Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku.
8Â TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.
Allah Pasti Mengingat Aku
9Â Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: “Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?”
10Â Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: “Di mana Allahmu?”
11Â Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
PENERAPAN
 Selengkapnya, ikuti PIPA (Pertemuan Ibadah Para Abdi), setiap Minggu pagi pukul 06:30 WIB.
