CARA BERPEGANG TEGUH PADA PENGHARAPAN (Ibrani 10:23-25)
[Khotbah Oleh: SAHPUTRA MUNTHE, ST]
PENDAHULUAN – DASAR PEMBICARAAN
23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. 24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibr. 10:23-25, TB)
HAL MENDASAR – KESETIAAN ALLAH
Allah setia pada janji-Nya dengan menyatakan rancangan-Nya berulang-ulang.
Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (Ibr. 1:1-2 TB)
Kestiaan Allah menjadi dasar kita beryukur dan berdoa serta beribadah.
RESPON KITA – BERPEGANG TEGUH
Berpegang teguh pada ikrar dari pengharapan kita. Alasan untuk berpegang adalah Allah yang dapat dipercaya. Pegangan dilakukan dengan tidak melepas dan dibawa kemana saja. Itu cara kita meresponi kesetiaan Allah.
Rahasia dari pengharapan kita itu adalah kuasa dari kebangkitan Kristus dari antara orang mati.
18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. (Ef. 1:18-21 TB)
Itu sebabnya kita harus terus di dalam iman kepada kebangkitan Kristus dari antara orang mati.
Cara berpegang teguh pada ikrar:
- Berpegang teguh cara terus menerus (berulang-ulang, setia sampai akhir, tetap) kita melakukannya dalam segala kesaksian dalam iman kepada Kristus. Letak pengharapan itu adalah pada perbuatan Allah, yaitu kurban hanya sekali tetapi kita bergang terus menerus. Kita tidak perlu melakukan kurban yang terus menerus, tetapi kita beribadah terus menerus.
- Kesatuan. Kita bersama-sama: Marilah kita berpegang teguh. Prinsip saling diterapkan, bukan minta, misalnya perihal memperhatikan, bukan meminta perhatian. Melalui perhatian, maka eujud penerpan kasih akan terlihat dengan jelas. Dengan memperhatikan, maka kita tidak perlu menghukum, tetapi menolong dalam kesabatan yang panjang. Tujuan berpegang bersama, suapay kita pun menyelesaikannya secara bersama-sama.
- Kasih dan perbuatan baik. Perhatian dengan memberi. Mencukupkan keperluan dari setiap saudara-saudara cara dan bentuk perhatian karena iman. Pujian kepada Allah dan disukai semua orang.
Menghadapi masalah dalam jemaah: Sebagian meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah. Ibadah kita adalah pengabdian Injil. Pertemuan ibadah
 Selengkapnya, ikuti PIPA (Pertemuan Ibadah Para Abdi), setiap Minggu, pukul 07:00 WIB.