-
HUKUM ALLAH DALAM KRISTUS
================
Hukum Allah dalam Kristus adalah Hukum BARU. Hukum Baru itu KASIH. Wujud dari hukum KASIH itu adalah INJIL, karena melalui INJIL, KASIH BESAR Allah menjadi nyata.
admin & instructor
Offline
@ admin
5 out of 5
• 2 Ratings
About Me
Onekhesi Zega
Abdi yang Dapat Dipercaya
Abdi Injil Kerajaan Allah
Media
Photos
Videos
Audios
Files
Friends
Bright Misael Zega
@brightmisaelzega
Eko
@ekoabdi
Bril
@bril
Elisabeth
@elisabeth7
Luky Siagian
@lukysiagian
Groups
BANK Injil Community
Public Group
Satu Tim Setia Community
Private Group
Recent Posts
Makna Kenosis
- 05/10/2024
Umat Allah Dalam Perjanjian Baru
- 23/08/2024
KEMERDEKAAN DALAM KRISTUS
- 17/08/2024
Salam saudara,
Suatu ketika saya diundang khotbah dalam sebuah acara serikat tolong menolong dan meminta saya untuk mengkhotbahkan nas dari Galatia 6:2. Tetapi di akhir dari khotbah itu, tiba-tiba pemimpinnya membuka kesempatan dan mengajak semua hadirin tanya-jawab dengan pengkhotbah. Saya jadi sedikit terkejut karena hal yang demikian jarang dilakukan. Jadi saya berpikir barangkali karena khotbah saya tidak panjang, jadi mereka tidak puas atau mungkin karena pembahasan itu menarik hati mereka. Jadi benar saja ada banyak pertanyaan. Tetapi setelah mau selesai, tiba-tiba salah satu pemimpin dari perkumpulan itu berkata bahwa tidak mungkin menerapkan kasih Kristus sebagai dasar segala tindakan karena kita masih di dunia dan karena Kristus itu Tuhan sedangkan kita manusia. Jadi karena kita dalam dunia ini, maka hukum pembalasan itu harus tetap berlaku, supaya orang yang jahat tidak tetap berbuat jahat.
Karena pernyataannya itu, maka semua jadi ribut, tetapi saya berkata bahwa yang dikatakan bapak itu benar. Karena demikianlan sebenarnya manusia menyadari bahwa dirinya tidak mungkin dapat memenuhi cara Allah, tetapi dalam kesombongannya tetap saja menerapkan hukum-hukum ibadah untuk ditaati para penganutnya, pada hal tidak mungkin hal itu berhasil. Hal itu juga telah dibuktikan selama masa berlangsungnya Hukum Taurat di antara umat Israel. Pertanyaannya: Apakah bukti bahwa dengan penegakkan hukum yang demikian maka kejahatan menjadi semakin berkurang? Kitab Suci membuktikan bahwa justru melalui Hukum Taurat semua dosa dan kejahatan menjadi nyata dan bertambah-tambah. Karena itu, seharusnya kita tidak perlu lagi mempermasalahkan hukum lama yang sudah diselesaikan dalam Al-Masih itu. Sekarang siapa yang mengaku dirinya ada dalam Kritus, hendaknya mengasihi seperti Kristus; dan siapa yang menyadari dirnya belum sepenuhnya dalam Kritus, tidak perlu mengajarkan orang itu bagaimana mengasihi seperti Kristus, karena hal itu sama seperti anggur baru yang diisi dalam kantong yang lama dan sebaliknya.
Hukum Taurat adalah hukum Allah yang justru menyatakan segala dosa, kesalahan, dan pelanggaran manusia. Dengan Hukum Taurat maka terbukti bahwa tidak ada satu pun manusia yang dapat lolos di hadapan kesucian Allah. Tetapi Allah tidak bermaksud untuk membinasakan manusia yang dia ciptakan itu. Allah hendak menghukum dosa, dan hendak menyelamatkan manusia. Karena itu, Allah membuka pintu keselamatan, bukan dengan cara melakukan segala Hukum Taurat itu, melaikan melalui IMAN. Tetapi kenyataanya ketika Mesias, Sang Anak yang datang dari Allah itu datang ke bumi, Ia bersabda: “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Luk 18:8 (TB). Itu sebabnya Kitab Suci menyatakan secara keseluruhan bahwa manusia hanya beroleh hidup kekal melalui IMAN, bukan melalui PERBUATAN. Perbuatan tanpa IMAN adalah KESOMBONGAN, sedangkan PERBUATAN SETELAH IMAN, itu adalah tindakan KERENDAHAN HATI, KASIH dan PENGHORMATAN kepada Allah. Seluruh muara IMAN (PL dan PB) adalah KEDATANGAN MESIAS yang menderita karena dosa dan menggantikan kita dari hukuman dosa. Karena itu, siapa yang menyadari panggilan Allah, datang kepada Al-Masih/Kristus/Mesias. Siapa yang datang dan mengikut Al-Masih adalah orang yang BERIMAN. Orang yang beriman dalam Al-Masih wajib hidup dalam PERBUATAN KASIH, sebagaimana Al-Masih hidup. Demikianlah kita hidup bertolong-tolongan dan saling menanggung beban di antara kita. Ingat: pertama-tama, DI ANTARA KITA YANG ADA DALAM AL-MASIH! Jika kita hidup saling mengasihi maka kita akan TERBUKTI sebagai pengikut-pengikut Al-Masih. Itu sebabnya, Junjungan kita yang Ilahi telah besabda, “Aku memberi perintah baru kepadamu, yaitu hendaklah kamu saling mengasihi. Seperti Aku sudah mengasihi kamu, kamu pun harus saling mengasihi. Melalui hal itu, semua orang akan tahu bahwa kamu adalah para pengikut-Ku, yaitu jika kamu saling mengasihi.” (Yoh 13:34-35, SB)
Mari Kabarkan Injil dalam Kesatuan KASIH, Marantha.