-
Imelda May Sarah Situmorang posted in the group BANK Injil Community
Salam saudara²
Tiga hari yg lalu Pak Abel @Pak Abel Nias menghubungkan kpd saya, seorang kerabat yg sudah dengar Injil dari Pak Abel sebelumnya, untuk meneguhkan Injil yg sdh diperdengarkan.
Namanya Charlin yg berlatarbelakang sekolah theologia.Setelah berkenalan ttg hal² umum, Charlin menanyakan dimana saya bergereja dan bgmn ajaran di gereja tsb. Charlin bingung ketika saya katakan bhw saya kurang paham dgn ajaran gereja dimana saya terdaftar. Lalu Saya mencoba mengalihkan pembicaraan kami spy kami tidak berlama-lama membahas ttg gereja (dgn mksd pd umumnya) serta ajarannya. Saya sampaikan yg saya cari sebenarnya dr dulu adalah bgmn penyelesaian atas seluruh dosa saya dan bgmn seluruh ibadah saya diterima Allah sepenuhnya.
Hal ini menarik hati Charlin dan bertanya apa yg saya lalukan untuk mendapatkan yg saya cari.
Saya sampaikan saya sudah menemukannya di tahun 2015. Sblmnya banyak hal yg saya lakukan terutama hal² rohani, dgn mksd sblmnya supaya saya dikenan oleh Allah.
Namun Krn dari semua yg dilakukan tidak mendapatkan keyakinan, saya terus mencari. Hingga akhirnya Allah mempertemukan saya dgn Saksi Injil Yg bercerita bhw dosa saya sudah selesai melalui kematian, penguburan dan kebangkitan Isa AM. Pd wkt itu saya baru tw dan percaya pertama sekali dosa saya sudah selesai krn pengorbanan Isa Almasih.Ketika saya balik bertnya bgmn pengalaman menerima Injil, pengakuan charlin adalah ketika ia belajar firman Tuhan disitulah ia sadar bahwa Tuhan Yesus telah mati di atas kayu salib utk menggantikannya yg berdosa utk di hukum dan menanggung dosanya yg dulu, skrg dan yg akan dtg.
Memang sampai hari ini pembicaraan ttg Injil dgn Charlin msh berlangsung, kita doakan Charlin.Dari percakapan kami, Charlin menyampaikan bbrp hal² yg berkaitan ttg pengetahuan Theologia yg diketahuinya.
Ia mengatakan :
*1.* penyebutan isa Almasih yg merujuk kepada Yesus Kristus adalah hal yg tidak benar. Isa Almasih sbnrnya itu tidak tertuju kepada Yesus Kristus tapi kepada ishak. Hal ini disampaikannya krn saya bercerita dgnnya menggunakan *Isa AM*.
*2.* Terjemahan kitab suci yg benar adalah menggunakan nama Yesus Kristus, karena sebelumnya saya menyebutkan bahwa terjemahan lama shellabear menggunakan nama Isa Almasih.
*3.* Nama isa-almasih itu baru ada ketika Muhammad datang dan mengatakan Yesus sebagai Isa, dan Isa menurut Muhammad bukanlah Yesus Kristus tpi Isa anak maryam.Untuk menjaga agar tetap fokus pada pemberitaan Injil, pernyataan² Charlin itu saya tidak respon semua. Namun saya ada tanyakan kpd Pak One.
Berikut saya teruskan kpd saudara semua apa yg disampaikan oleh Pak One.Berikut Penjelasan tentang BAHASA ASLI yang mengarah pada INJIL.
BAHASA ASLI KITAB SUCI
1. Apa tujuan penyelidikan Alkitab?
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. (Yoh 5:39-40 TB)Tujuannya hanya satu: SUPAYA PENELITI BEROLEH HIDUP YANG KEKAL.2. Pertanyannya selanjutnya: Bagaimana cara beroleh hidup yang kekal? Jawabannya: DATANG KEPADA ISA (YESUS/YASHUA). Itu sebabnya telah tertulis:
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh 14:6 (TB). Untuk mendapat hidup datang melalui jalan dan mulai dari kebenaran. Jadi, cara memperoleh HIDUP KEKAL, yaitu temukan KEBENARAN, kemudian BERJALAN sesuai kebenaran itu, maka pasti sampai kepada HIDUP.3. Apa itu kebenaran? Secara sederhana dapat dijawab dengan satu kata, yaitu YESUS (ISA/YASHUA). Tetapi siapa Yesus yang disaksikan oleh Ruh (ROH) Allah kepada para Nabi, Rasul, Saksi Injil dan para penulis Kitab Suci? Kata Pilatus kepada-Nya (Yesus): “Apakah kebenaran itu?” (Yoh 18:38 TB). Yesus tidak menjawab lagi Pilatus, karena sebelumnya Yesus sudah jelaskan bahwa Diri-Nya sendirilah itu kebenaran, sebab Dia adalah RAJA yang harus MATI. Dan kebenaran itu nyata melalui kematian-Nya yang wajib demi penyelesaian KESALAHAN (DOSA). Jika demikian, kebenaran itu bukanlah BAHASA, AGAMA, atau PENGETAHUAN, melainkan berita tentang kematian MESIAS yang akhirnya BANGKIT dari antara orang mati pada hari yang ketiga, sesuai kesaksian Kitab Suci (Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. (Luk 24:46-47 TB). Itu sebabnya para rasul berfokus pada penyampaian berita INJIL (1Kor 15:1-4; Kol 1:28-29).
4. Kalau begitu, apakah perlu penelitian bahasa? Perlu. Tetapi penelitian bahasa asli dan penemuan dari hasil-hasil penelitian itu dapat disejajarkan dengan TANDA dan MUJIZAT. Penemuan itu memang keajaiban sebagi keonfirmasi bahwa KEBENARAN itu sendiri adalah SANG FIRMAN YANG DATANG DARI ALLAH (MESIAS – YANG TELAH MENJADI MANUSIA), TELAH MATI KARENA DOSA MANUSIA, TELAH DIKUBURKAN, dan TELAH DIBANGKITKAN PADA HARI YANG KETIGA, sesuai KITAB SUCI. Kebenaran ini MUTLAK, dan tidak bisa dibantah oleh siapa pun. Jika ada orang yang memaksakan dirinya untuk MENOLAK, maka orang itu adalah PENENTANG MESIAS (ANTI KRISTUS). Itu sebabnya, kami bukan tidak tertarik kepada KEAJAIBAN BAHASA, TANDA-TANDA, dan MUJIZAT. Jika seseorang sudah menemukan KEBENARAN yang MUTLAK, mengapa lagi harus mencari-cari KEBENARAN? Karena itu, kami datang kepada Anda untuk MENEGASKAN KEBENARAN itu, sebagaimana para RASUL yang pertama itu telah menjadi SAKSI INJIL. Mereka itu, saksi Injil Al-Masih (Kristus/Mesias): Kamu adalah saksi dari semuanya ini. (Luk 24:48 TB; lih juga Kis 1:8)Sedikit analogi mengenai bahasa asli Kitab Suci:
1. Mengenai bahasa: “Apakah kita dari luar Yahudi, lebih paham Alkitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan Aram serta Perjajian Baru yang ditulis dalam bahasa Yunani itu?” Para Ahli Taurat lebih paham bahasa mereka sendiri dari siapa pun peneliti di luar Yahudi. Itu sebabnya Isa (Yesus) berbicara kepada mereka dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh orang-orang biasa, namun para ahli Kitab (termasuk ahli bahasa) itu pun tidak dapat mengerti perkataan Yesus.
2. Siapa yang lebih paham bahasa asli? Para Ahli TAURAT atau ahli BAHASA? Yesus yang lebih tahu bahasa asli. Yesus bersal dari sorga, dan Dia sendiri adalah BAHASA ASLI (FIRMAN ALLAH YANG HIDUP, DAVAR (ibr), LOGOS (Yun) = KATA = SABDA = FIRMAN). Tetapi mengapa Yesus tidak mengarahkan para pengikut-Nya menjadi ahli bahasa? Rahasianya adalah: “MENGENAL FIRMAN HIDUP, maka pasti MENGENAL BAHASA ASLI”.
3. Karena bahasa asli sesungguhnya adalah bahasa dari sorga, maka kita tidak mungkin bangga dengan kemampuan bahasa manusia. Mengapa? Karena pada mulanya Allah berkata-kata kepada manusia pertama dalam satu bahasa. Maksudnya adalah satu pengertian, meskipun 1000 kata. Berbeda dengan bahasa manusia yang sudah menentang Allah (=menentang firman Allah = menentang bahasa asli), tentu sudah bercampur dengan bahasa ular (perkataan-perkatan dari iblis) yang memutar-balikkan kebenaran. Itu sebabnya sehebat apa pun para ahli bahasa dan ahli Kitab (ahli teologi), hingga sekarang ini, mereka tetap terjerumus dalam kesalahan apa bila membanggakan kemampuan penelitian bahasa yang penuh opini, tafsiran, dan pikiran dari dari para ahli lain). Hanya ada satu cara penelitian yang akurat, yaitu penelitian Ruh yang dilakukan melalui diri orang yang ruhnya sudah dihidupkan, seperti telah tertulis:
Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. 11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. (1Kor 2:10-11 (TB)
Oleh sebab itu, yang layak menjadi peneliti dan penemu kebenaran yang dipercaya adalah orang-orang yang telah mengalami pembebasan dari DOSA, dari DIRI, dan dari MILIK (termasuk kebanggaan karena kemampuan tertentu). Telah tertulis demikian,
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri,
“sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2Ptr 1:20-21 (TB). Karena tulisan dalam Kitab Suci itu milik Allah, maka seharusnya manusia menjadi malu jika melakukan penelitian Kitab Suci seolah-olah lebih tahu dari siapa pun karena alasan bahasa, mujizat, tanda-tanda, dst. Sebab BAHASA ASLI, TANDA, dan MUJIZAT yang pasti adalah INJIL.Sebagai catatan tambahan, karena bbrp ajaran para kelompok penentang bahasa ,,, karena dia mengira kata Isa dari Ishak, itu kan tuduhan yang subjektif. Selain itu, Alkitab yang kita gunakan, bukan diterjemahkan dari kitab quran, melainkan dari alkitab. Alkitab dalam bahasa arab pun bukan berdasarkan Alquran, melainkan dari Alkitab (Ibrani dan Yunani).
Pendekatan terjemahan ini ada dua,
pertama terjemahan bahasa agama, dan kedua terjemahan bahasa dalam budayaJika dalam pendekatan agama, maka orang Arab yang dominan memiliki Kitab Quran akan melihat Isa itu sebagai Isa putra Maryam (maryam itu adalah kakaknya Musa). Maka di sini sudah terjadi kekacauan silsilah dan waktu (masa) peristiwa. Jadi tidak mungkin bagi kita melakukan pendekatan dari agama, karena masing-masing agama memiliki sudut pandangnya sendiri.
Tetapi perlu dicatat bahwa ada banyak orang Arab yang beragama Kristen yang memiliki Alkitab (Kitab Suci PL dan PB). Mereka juga menterjemahkan nama Iesou (Yun) atau Yashua (Ibr) itu dengan Isa (Isa di sini bukan Isa dalam pengertian Alquran).
Pendenkatan dari LB bahasa dalam budaya adalah sbb:
Isa (Yesus) dibesarkan di Nazaret (bukan di Baitlehem atau pun di Yerusalem). Nazaret itu adalah sebuah kota di dekat danau Galilea. Itu sebabnya Isa (Yesus) disebut sebagai orang Nazarene (Nazarani atau Nasrani). Kata Nazaret itu ada kaitannya dengan kaum ezenes yang mengisolasi diri karena tidak mau hidupnya tercemar dengan dunia ini. Mereka adalah kaum yang bernazar seperti Yohanes Pembaptis (nabi Yahya).Isa atau Yesus yang tinggal di antara orang-orang Nazaret, menggunakan logat bahasa Aram (logat Syria) yang dipakai sehari-hari di Nazaret sehingga penyebutan namanya adalah Isho (Eesho). Itulah namanya dalam bahasa logat daerah setempat ketika dipanggil keluarga dan tetangganya sehari-hari. Lingkungan Nazaret itu campuran antara orang Yahudi dan non-Yahudi (terutama Syria dan Yunani). Dalam bahasa orang Yahudi yaitu bahasa Ivrit atau Ibrani, namanya adalah Yeshua, yang diambil dari nama pahlawan Israel, Joshua (abjadnya juga sama), yang artinya ‚Tuhan beserta kita.‛ Ada juga yang menyebutnya ‘Yeshu’.
Setelah Isa (Yesus) bangkit dari antara orang mati dan naik ke surga, nama Isho ini masuk ke Yunani. Perluasan ini karena berita dan ajaran INJIL. Jadi meskipun Isa (Isho) tinggal di daerah Palestina, di Yunani banyak orang berminat pada ajaran-Nya. Nama Isho inipun ditranslasikan menjadi Iesous, masih tepat sesuai sukukata dasarnya menurut kaidah tatabahasa Yunani. I-s-o. Huruf `sh’ tidak ada, jadi menjadi `s’. Tambahan -s di belakang adalah imbuhan yang menunjukkan nama laki-laki terhormat dalam bahasa Yunani.
Karena bahasa Aram adalah induk bahasa Arab yang muncul dalam bentuk tertulis sekitar tujuh abad kemudian, maka namanya ditranslasikan ke dalam bahasa Arab menjadi ‘Isa. Hanya beda huruf vokal namun masih sama sukukatanya menurut tatabahasa Arab, yang hanya pakai vokal i, u dan a, tidak pakai huruf o bulat. Namun demikian di bagian timur hingga ke India nama tokoh ini dikenal sebagai Issa, Isha atau Ishu.
Ajaran Iesous ini berpengaruh kuat hingga menjadi agama kerajaan Romawi. Berabad-abad kemudian, ketika nama ini dari Imperium Roma memasuki Inggris, nama ini berubah sedikit sukukata dan huruf vokalnya menjadi Jesus.
Tidak heran, ketika menjadi bahasa Indonesia, digunakan kata turunan dari bahasa Ibrani dan Inggrisnya, menjadi Yesus.
Sebab itu kini mengapa aliran-aliran besar pengikut tokoh ini menggunakan nama yang berbeda untuk satu orang yang sama: `Isa dan Yesus. Dua nama beda untuk orang yang sama. Hanya masalah alih- bahasa. Dan itulah alasan mengapa kita pun menggunakan kata Isa dan Yesus secara bergantian, bukan karena pendekatan agama, melainkan karena pendekatan budaya dan asal usul perkembangan bahasa.