-
GAMBAR ALLAH, BUKAN GAMBAR MANUSIA
================Gambar Allah bahkan tidak sama dengan ciptaan Allah lainnya di alam semesta ini, meskipun banyak orang yang mengagumi keindahannya (seperti batu indah, tumbuhan, hewan, burung, ikan, awan, bintang, dll), apa lagi ciptaan manusia.
admin & instructor
Offline
@ admin
5 out of 5
• 2 Ratings
About Me
Onekhesi Zega
Abdi yang Dapat Dipercaya
Abdi Injil Kerajaan Allah
Media
Photos
Videos
Audios
Files
Friends
Bright Misael Zega
@brightmisaelzega
Eko
@ekoabdi
Bril
@bril
Elisabeth
@elisabeth7
Luky Siagian
@lukysiagian
Groups
BANK Injil Community
Public Group
Satu Tim Setia Community
Private Group
Recent Posts
Makna Kenosis
- 05/10/2024
Umat Allah Dalam Perjanjian Baru
- 23/08/2024
KEMERDEKAAN DALAM KRISTUS
- 17/08/2024
Saudara,
ciptaan manusia, seperti hasil karya seni, keahlian membuat sesuatu, membuat lembu emas atau bahkan dengan cara mengkloning domba dengan mencoba cara yang sama kepada manusia, tidaklah dapat menyamai karya Allah. Semua hasil kerja manusia penuh dengan kegagalan dan meskipun dia berhasil, al-hasil karyanya itu pasti akan binasa. Jika demikian, mengapa masih banyak orang lebih percaya kepada di sendiri (manusia) dari pada percaya kepada Allah? Jawabannya, karena manusia yang berada di bahwa kuasa dosa, tinggal dalam kegelapan, sehingga pikirannya menjadi tumpul, bodoh, dan bebal, serta tidak dapat mengenal Allah.
Kitab Suci menyaksikan bahwa ketika bumi diciptakan, semula belum berbentuk dan kosong serta diliputi dengan kegelapan yang hebat. Tetapi pada akhirnya oleh firman Allah bumi menjadi terang dan Ruh Allah mulia dapat tinggal dalam debu yang tidak bernilai melalui karya Agung Allah.
Bahkan Paulus menjelaskan kepada orang-orang di Atena bahwa manusia itu “berasal dari keturunan Allah”. Sebagai makhluk yang berasal dari Allah, seharusnya setiap orang menyadari dirinya bahwa tidak perlu berpikir dengan cara yang bodoh. Pemikiran cara yang bodoh adalah mengira bahwa keadaan manusia (hidup) sama dengan keadaan karya manusia (mati).
Kebodohan yang melanda seluruh dunia sampai saat ini, bukan saja tidak dapat mengenal Allah, Penciptanya, tetapi juga manusia memuja ciptaanya sendiri, termasuk yang dengan sengaja menjadikan dirinya sebagai abdi bagi berbagai peraturan ibadah yang dibuatnya dan disepakati dengan orang-orang yang bersama dia.
Oleh sebab itu, panggilan terhadap makhluk yang ilahi ini adalah BERTOBAT melalui berita INJIL dengan cara menyadari bahwa dirinya seharusnya menjadi allah atas ciptaan tangannya bahkan atas makhluk lain yang diciptakan Allah yang tidak termasuk sebagai gambar Allah. Itu sebabnya Isa/Yesus memberi penegasan kepada mereka yang mengira Dia menghujat Allah karena menyebut Allah sebagai Bapa-Nya: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? (Yoh 10:34 TB)
Karena itu, sebagai awasan bagi para pengikut Isa/Yesus, kita patut waspada dengan segala bentuk ibadah yang walaupun terlihat seolah-olah sedang merendahkan diri, tetapi dalam kenyataannya justru membangkitkan kebanggan diri (bd. Kol 2:23). Memang bagi banyak orang, pengabdian yang berfokus pada persekutuan Injil terlihat kurang seru dan tidak menarik. Tetapi dasar, cara, dan tujuan ibadah kita sudah pasti dan jaminannya adalah Isa Al-Masih/Yesus Kristus sendiri. Telah tertulis demikian,
Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: “Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.” (1Tim 3:16 TB)
Kiranya setiap orang percaya di segala tempat beribadah sebagai gambar Allah yang hidup, dan memasyhurkan Injil Kerajaan Allah sampai kedatangan Junjungan kita Yang Ilahi. Imanuel. Maranata.