JIWA YANG HAUS DAN TERBUKA
(Cara praktis menerima anugerah Allah)
Dalam Mazmurnya, Daud menulis,
Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu! 2 Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu. 3 Sebab musuh telah mengejar aku dan mencampakkan nyawaku ke tanah, menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati. 4 Semangatku lemah lesu dalam diriku, hatiku tertegun dalam tubuhku.
5 Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.
6 Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. (Maz. 143:1-6 TB)
Keadaan jiwa pemazmur dapat terlihat dari situasi dan kondisi yang sedang dialaminya (ay 1-4). Hal itu dikonfirmasi dengan caranya mengungkapkan respon atas keadaan dirinya dalam ayat 5. Di bagian terakhir (ay 6), tak lupa pemazmur menyatakan harapannya.
Jiwa yang haus dan terbuka atau sebaliknya muak dan tertutup dapat terkonfirmasi dari respon seseorang terhadap keadaan dirinya dan lingkungannya.
- Apa yang diingat si Pemazmur?
- Apa yang sedang dilihatnya?
- Seperti apa perkiraan dari pengharapannya?
Ikuti Forum Obrolan Renungan Baru (FORB) setiap hari Sabtu, pukul 18:30 WIB melalui ZOOM Meeting dan LIVE Streaming