Renungan Baru
Cara Menemukan Kembali Ingatan Baru, Penglihatan Baru, dan Perkiraan Baru
Pernyataan “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Rat 3:22-23, TB), merupakan ingatan, penglihatan, dan perkiraan baru yang membawa kesegaran di tengah-tengah dunia yang terlihat hidup pada hal mati. Seperti kata pengkhotbah,
“Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.” (Peng 2:17, TB).
Tetapi bagaimana mengalami hal-hal yang baru di tengah-tengah kesia-siaan jika kenyataannya hari baru, bulan baru, tahun baru, pakaian baru, rumah baru, dan segala sesuatu yang dianggap baru ternyata berakhir usang atau hilang, lenyap, menjadi lama, atau tidak baru lagi?
Melalui Renungan Baru, kita akan disegarkan dengan hal-hal yang baru yang tidak pernah usang lagi dan hal itu dapat dialami sekarang ini dan juga pada masa mendatang.
Telah tertulis demikian,
Lalu Ia yang duduk di atas arasy itu berfirman, “Lihatlah, Aku membuat semuanya menjadi baru.” Ia juga berfirman, “Tuliskanlah ini, karena perkataan ini dapat dipercaya dan benar.” (Wahyu 21:5, SB)
Istilah “baru” dalam pandangan manusia berbeda dengan “baru” dalam pandangan Allah. Baru dalam pandangan Allah bernilai kekal, tidak usang, tidak berubah, dan sempurna. Sedangkan baru dalam pandangan manusia bernilai sementara dan terus berubah-ubah. Itu sebabnya telah tertulis demikian,
“Siapa ada di dalam Al Masih, ia adalah ciptaan baru. Hal-hal yang lama sudah berlalu, dan semuanya telah menjadi baru.” – 2Kor 5:17 (SB)
Tidak ada yang baru di luar Al-Masih. Di luar Al-Masih itu hanya bayangan, segera lenyap karena sifatnya sementara.
Selengkapnya, ikuti pembahasannya hanya di Forum Obrolan Renungan Baru (FORB) Sabtu, 12-Agustus-2023, pukul 18:30-19:30 WIB