Pertemuan pertama seseorang dengan Injil adalah momen yang tak terlupakan, karena itulah momen di mana Roh Kudus mulai bekerja untuk menginsafkan, menerangi, dan mengubah hidup orang tersebut. Injil, kabar baik tentang Yesus Kristus, selalu disampaikan oleh saksi Injil—orang-orang yang telah menerima Injil dan dipanggil untuk menyampaikan berita keselamatan ini kepada orang lain.
Pak Poliaman Lombu (yang disapa akrab dengan “Poly” adalah Narasumber kita kali ini untuk FORB (Forum Obrolan Renungan Baru). Berikut kilas dari kesaksian bagaimana saudara kita mengalami Injil.
Kesaksian Ketika Mengenal Injil
Pertama kali saya mendengar berita Injil dengan pemahaman yang baru adalah pada akhir Oktober 2017. Saat itu, saya berada di Medan, jauh dari kampung halaman saya di Nias. Seperti biasanya, saya menjalani kehidupan sebagai seorang Kristen. Dalam doa, saya selalu memohon pertolongan Tuhan Yesus, baik dalam keadaan sukacita maupun saat menghadapi masalah, termasuk masalah yang saat itu sedang menimpa keluarga kami.
Kami berada di Medan untuk menemui sanak saudara, termasuk dua orang paman, dengan harapan mereka bisa memberi dukungan dan nasihat. Memang benar, mereka memberikan saran seperti yang umumnya kita dengar: untuk tetap sabar, tegar, dan berusaha menghadapi masalah dengan tabah.
Namun, ada satu hal yang membuat hati saya terganggu dan gelisah. Salah satu paman saya selalu mengulang-ulang sebuah kalimat tertentu setiap kali kami berbincang. Kalimat itu terus terngiang di hati saya, seolah-olah Tuhan sedang mengetuk pintu hati saya.
Rasa penasaran saya semakin besar, hingga saya memutuskan untuk menemui paman tersebut secara pribadi. Dalam pembicaraan kami, dia kembali mengulang kalimat yang membuat saya gelisah itu. Saya merasa tidak bisa lagi mengabaikannya. Ketika paman saya bertanya, “Bagaimana, apakah kamu percaya?” hati saya tersentuh, dan saya dengan tulus menjawab, “Ya, saya percaya.”
Saya bertanya kepadanya, “Kalau begitu, paman, apa yang harus saya lakukan sekarang?” Dengan tenang, dia menjawab, “Jika hatimu percaya dan mulutmu mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan dan Raja, maka kamu layak untuk dibaptis.”
Jawaban itu membuka mata hati saya. Saya sadar bahwa ini adalah momen di mana saya harus menyerahkan hidup saya sepenuhnya kepada Kristus. Dengan keyakinan, saya mengambil keputusan untuk dibaptis. Tuhan mempertemukan saya dengan seorang abdi Kristus, Pak One, yang menuntun saya lebih jauh dalam pemahaman Injil dan kehidupan baru di dalam Kristus.
Demikianlah pengalaman saya ketika mengenal Injil. Tuhan telah mengubah hati dan hidup saya, membawa saya ke dalam terang-Nya yang ajaib.
Terima kasih. Salam kasih di dalam Kristus. 🙏
Ikuti Forum Obrolan Renungan Baru (FORB) setiap hari Sabtu, pukul 19:00 WIB melalui ZOOM Meeting dan LIVE Streaming