KEUTUHAN IMAN (Yakobus 2:14-26, SB))
[Khotbah Oleh: AKBP ROY TENNO SIBURIAN, M.Si]
KEUTUHAN IMAN
Yakobus 2:14-26)
Banyak orang mengira bahwa Iman dan perbuatan itu sesuatu yg terpisah, sehingga di satu sisi melihat ada orang ber iman tetapi tidak ada perbutaan dan sebaliknya.
Akan tetapi bagi kita yg menerima anugerah iman dari pendengaran berita Injil, dan para teladan dalam kitab suci menunjukkan bahwa iman dan perbuatan itu merupakan keutuhan, bahwa iman yg timbul akan bekerja sesuai dengan pekerjaan baik yg sudah Allah sediakan sebelumnya.
Jadi bagi kita ada awasan dan juga teladan keutuhan iman (iman dan pekerjaanya)
Awasan:
1. Yang pertama salah mengira memiliki iman akan tetapi tidak terlihat iman itu melalui perbuatan atau pekerjaan sehingga menjadi teladan bagi saudara.
2. Yang kedua melakukan pekerjaan atau perbuatan dari diri atau dorongan orang atau sesuatu yg lain bukan dari iman kepada injil.
Teladan:
Keutuhan iman dan pekerjaan dari iman terlihat dalam perikop, yaitu:
1. Abraham melakukan apa yg diminta Allah al mempersembahkan Ishak padahal tentang janji Allah bahwa yg disebut keturunannya adalah dari Ishak, karena Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang mati sehingga Dia tidak ragu dan seolah olah sudah menerima apa yg dijanjikan.
2. Pekerjaan iman Rahab perempuan sundal menyembunyikan dan menyelamatkan kedua orang pengintai yg disuruh Yosua memata matai kota Yerikho karena percaya Allah orang Israel (Allah langit dan Bumi) sehingga lebih memilih melakukan itu daripada kekuatiran akan dihukum mati raja kota Yerikho apabila ketahuan.
Kedua contoh bayang bayang iman ini menunjukkan keutuhan dari iman yg timbul dan pekerjaan atau perbuatan yg mengikutinya.
Sekarang apa yg menjadi terang bagi kita setelah iman itu sudah datang sebagai wujud? Bagaimana seharusnya keutuhan iman dan pekerjaan iman yg timbul itu?
Apa maksudnya “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”?
Bagaimana dikatakan tentang ibadah yg sejati? Ya, mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yg hidup bukan mati dengan melakukan pekerjaan baik yg sudah Allah sediakan sebelumnya.
Hasil
Jadi iman kepada berita injil adalah sesuatu yang utuh, iman dan pekerjaannya/perbuatan olehnya kita Dibenarkan dan Diselamatkan atau menerima seluruh rahmatNya yg disediakan dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Ayat Referensi:
1. Galatia 3:2-5 (TB) Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena percaya kepada pemberitaan Injil?
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?
Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!
Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?
2. Roma 12:1 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
3. Efesus 2:10 (TB) Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
14 Hai Saudara-saudaraku, apakah faedahnya jika seseorang mengatakan bahwa dirinya adalah orang beriman tetapi ia tidak berbuat sesuatu pun? Dapatkah iman itu menyelamatkannya?
15 Seandainya ada saudara laki-laki atau perempuan yang tidak mempunyai pakaian atau kekurangan makanan sehari-hari,
16 lalu seorang dari antaramu berkata kepada mereka, “Selamat jalan, hangatkan dan kenyangkanlah dirimu,” tanpa memberikan kepada mereka apa yang perlu bagi tubuh mereka, apakah faedahnya?
17 Demikian jugalah halnya dengan iman. Jika tidak disertai perbuatan, maka dengan sendirinya iman itu mati.
18 Tetapi mungkin seseorang akan berkata, “Kamu mempunyai iman dan aku mempunyai perbuatan.” Kalau memang begitu, tunjukkanlah kepadaku imanmu yang tidak disertai dengan perbuatan itu dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku melalui apa yang kuperbuat.
19 Bukankah kamu percaya bahwa Allah itu Esa? Itu memang baik, tetapi setan-setan pun percaya, dan mereka gemetar karenanya.
20 Maukah engkau sadar, hai manusia bodoh, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang sia-sia?
21 Bukankah nenek moyang kita, Nabi Ibrahim, dibenarkan karena perbuatannya, yaitu ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas tempat pembakaran kurban?
22 Bukankah telah nyata juga bagimu bahwa iman dan perbuatannya itu bekerja bersama-sama, sehingga iman disempurnakan oleh perbuatan?
23 Hal itu telah digenapi sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, “Percayalah Ibrahim kepada Allah, maka hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran,” dan ia disebut sebagai sahabat Allah.
24 Jadi, nyatalah bagimu bahwa manusia dibenarkan karena perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
25 Demikian pula Rahab, perempuan sundal itu. Bukankah ia dibenarkan oleh perbuatannya ketika ia menyambut para pengintai dan menyuruh mereka pergi melalui jalan lain?
26 Karena seperti tubuh mati kalau tidak ada ruh, demikian jugalah halnya dengan iman. Iman itu mati kalau tidak disertai perbuatan.
 Selengkapnya, ikuti PIPA (Pertemuan Ibadah Para Abdi), setiap Minggu, pukul 07:00 WIB.
