JANGAN MENGHAKIMI SAUDARAMU
Allah Menghakimi Dengan Terang, Tetapi Manusia Menghakimi Dengan Buta
Ketetapan Allah atas manusia yang berbuat dosa ialah pasti mati (Kej 2:16-17). Ketetapan Allah ini berhubungan dengan hukuman atas dosa. Tetapi karena kasih Allah yang begitu besar, maka meskpun dosa harus dihukum namun manusia yang menerima penebusan Allah akan mendapat pengampunan. Pengampunan tersebut diberikan kepada semua orang, namun hanya yang menerimanya saya yang akan diampuni dan dibebaskan dari hukuman maut. Telah tertulis demikian,
Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, (Ibr. 9:27, TB)
Dan lagi,
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. (2Kor 5:10, TB)
Penghakiman menyatakan keadilan Allah, yaitu penghormatan bagi mereka yang menaati perintah Allah, tetapi hukuman bagi mereka yang menolak Injil. Karena itu, penghakiman itu berlaku bagi semua manusia.
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? (1 Pet. 4:17 ITB)
Dan lagi,
Sebab kita mengenal Dia yang berkata: “Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Dan lagi: “Tuhan akan menghakimi umat-Nya.” (Heb. 10:30 ITB)
Itu sebabnya telah disabdakan demikian,
“Janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena sebagaimana kamu menghakimi, demikian pulalah kamu akan dihakimi, dan dengan ukuran apa engkau mengukur, itu pulalah yang akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapa engkau melihat serbuk kayu di dalam mata saudaramu, sedangkan balok kayu di dalam matamu sendiri tidak kausadari? 4 Bagaimana engkau dapat berkata kepada saudaramu, ‘Izinkan aku mengeluarkan serbuk kayu itu dari matamu,’ padahal di matamu sendiri ada balok kayu? 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok kayu yang ada dalam matamu, kemudian barulah engkau dapat melihat dengan jelas untuk mengeluarkan serbuk kayu dari mata saudaramu.” (Mat 7:1-5, SB)
Allah menghakimi dengan terang, tetapi manusia menghakimi dengan buta. Kita tidak boleh menghukum saudara kita, bahkan musuh kita sekalipun, sebab penghakiman dan pembalasan itu adalah hak Allah.
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. (Rm. 12:19, TB)
Oleh sebab itu, alasan pemberian larangan untuk tidak menghakimi saudara itu adalah:
- Perintah dan Janji Allah: Tidak menghakimi, maka tidak akan diahkimi; siapa menghakimi, akan dihakimi menurut ukuran penghakimannya.
- Posisi Manusia: Manusia berada dalam posisi sebagai penerima anugerah pengampunan (Mat 18:23-35)
- Keadaan Manusia: Manusia tidak dapat menghakimi karena pasti memiliki kesalahan meskipun sangat kecil
Selengkapnya, ikuti PIPA (Pertemuan Ibadah Para Abdi), setiap Minggu, pukul 09:00 WIB.
