Kasih kepada para penentang Injil adalah kata lain dari ‘Kasihilah Musuhmu’. Ada kesan bahwa kasih kepada musuh adalah kasih kepada lawan politik atau kasih kepada penganiaya karena masalah ekonomi, politik, atau agama. Jangan salah! Pengertian dan penerapan dari maksud perkataan Al-Masih kepada para pengikut-Nya adalah kasih karena alasan INJIL Kerajaan Allah. Dengan kata lain, mereka yang tidak mengikut Dia, tidak mungkin mengerti dan dapat mengalami kasih yang sedemikian rupa.
Jika anda bergerak karena misi politik, ekonomi, agama, atau kegiatan sosial, sabda Al-Masih itu menjadi kebingungan dalam diri Anda. Sebab Al-Masih tidak bergerak karena alasan dari misi kerajaan-kerajaan tersebut, melainkan karena satu alasan, yaitu Injil Kerajaan Allah.
Firman ‘Mengasihi Musuh’ Ditunjukkan Bagi Para Pengikut Al-Masih (Kristus, Mesias)
Perhatikan apa yang disabdakan Isa berikut ini:
“Tetapi kepada kamu yang mendengarkan kata-kata-Ku, Aku berkata: Kasihilah orang yang menyeterui kamu dan berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.” (Luk 6:27, SB)
Ini adalah ajaran Isa Al-Masih kepada mereka yang memenuhi prasyarat menjadi pengikut-Nya (9:23-24). Jadi bagi mereka yang tidak mengikut Dia, tidak menerima perintah yang demikian, karena mereka tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Musuh Para Pengikut Al-Masih Adalah Para Penentang Injil
Jika Anda dimusuhi karena anda melakukan misi politik, ekonomi, agama, atau kemanusiaan, tidaklah sama jika Anda dimusuhi karena Injil Kerajaan Allah. Al-Masih bahkan tidak tertarik dengan urusan yang kelihatan seperti rohani dan hebat di mata dunia (lihat pembahasan tentang pencobaan Isa, Luk 4:1-13; 23:39; Kis 1:6-7). Dunia membenci Al-Masih dan kerajaan-Nya. Itu artinya dunia menentang Firman Allah dan Sang Mesias (Pemimpin) yang datang dari Allah.
Aplikasi Yang Sama Terhadap Ketaatan Pada Perintah ‘Kasihilah Musuhmu’
Pertama, kasih kepada para penentang para saksi Injil. Para saksi Injil diwajibkan mengasihi musuh, yaitu seteru Injil, karena demikianlah Allah dalam Al-Masih telah mengasihi kita ketika kita masih berdosa (Rm 5:8). Mereka yang menentang Injil, tentu saja melawan para pembawa Kabar Baik. Tetapi yang mereka lawan sesungguhnya adalah Allah (Luk 10:16; Mat 10:40; 1Tes 4:8; Yoh 5:23)
Kedua, perbuatan baik kepada penentang Injil. Para saksi Injil diwajibkan tetap berbuat baik, bahkan kepada mereka yang membenci Injil. Perbuatan baik itu adalah perbuatan Ruh yang menyertai pemberitaan Injil, karena yang baik dari Allah itu adalah Ruh-Nya (Luk 11:13)
Ketiga, pemberian kepada para penentang Injil. Telah disabdakan,
“Mintalah berkah dari Allah untuk orang yang mengutuk kamu dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu. Kalau orang menampar pipimu yang satu, berikanlah juga pipimu yang sebelah lagi. Kalau orang mengambil bajumu, biarkanlah dia mengambil juga jubahmu. Berilah kepada semua orang yang meminta kepadamu dan jangan meminta kembali barang-barang kepunyaanmu yang diambil orang.” (Luk 6:28-30, SB)
Para saksi Injil diwajibkan memberi melimpah kepada mereka yang menghujat, merendahkan, tidak menghargai pemberitaan Injil. Dasar pemberian itu adalah perbuatan Allah yang telah memberi kepada kita segala kebaikan dan bahkan mengutus Ruh-Nya di hati kita selagi kita dalam keadaan sebagai pemberontak.
‘Mengasihi Musuh’ adalah aplikasi dari kasih dan kehendak Allah
Kasih dan kehendak Allah nyata melalui perbuatan-Nya dalam Injil Kerajaan Allah. Wujudnya adalah menebus manusia dari dosa, kesalahan, dan pelanggaran. Tujuan Allah adalah setiap orang yang percaya akan menerima Ruh Kehidupan. Jadi, meskipun dahulu kita adalah penentang Firman Allah, tetapi ketika kita percaya kepada Firman-Nya, maka kita yang dahulu musuh Allah telah menjadi anak-anak yang dikasihi-Nya. Oleh sebab itu, kita pun telah memiliki kehendak dan kasih yang baru. Itu sebabnya kita diperintahkan:
“Perbuatlah terhadap orang lain apa yang kamu kehendaki mereka perbuat terhadapmu. Jika kamu hanya mengasihi orang yang mengasihi kamu, apa kelebihanmu? Orang-orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka. Jika kamu berbuat baik hanya kepada orang yang berbuat baik kepadamu, apa kelebihanmu? Orang-orang berdosa pun melakukan hal yang sama. Jika kamu memberi pinjaman kepada orang dan kamu berharap mendapatkannya kembali, apa kelebihanmu? Orang-orang berdosa pun memberikan pinjaman kepada orang-orang berdosa, dan berharap mendapatkan kembali sebanyak yang mereka pinjamkan. Tetapi sebaliknya, kasihilah orang-orang yang menyeterui kamu. Berbuat baiklah kepada mereka dan pinjamkanlah tanpa mengharapkan balasan, maka pahalamu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Mahatinggi. Karena Ia murah hati terhadap orang yang tidak tahu berterima kasih, juga terhadap orang yang jahat. Jadi, hendaklah kamu pun berbelaskasihan, seperti Bapamu juga berbelaskasihan.” (Luk 6:31-36, SB)
Selanjutnya, ikuti FORB (Forum Obrolan Renungan Baru) melalui Zoom Meeting. Jika Saudara membutuhkan bantuan tentang artikel ini, hubungi kami melalui email: info@proyekbankinjil.com atau WhatsApp atau Telegram atau segera bergabung dengan kami dalam Community BANK Injil Group.
Salam
Jika tulisan ini telah menjadi berkah bagi saudara, share (bagikan) kepada yang lain yang sedang menunggu berkah yang sama.
Dukung Proyek BANK Injil

Salam Pak One dan semua saudara dalam Al-Masih. Bersyukur ajaran Injil ini dijelaskan kepada kita, saya jadi mengerti bahwa musuh itu bukanlah orang yang tidak kita sukai atau orang yang berbuat jahat kepada kita. Tetapi musuh yang dimaksud Al-Masih adalah orang-orang yang menolak, menghujat, dan menaniaya para utusan Injil karena membawa berita Injil.
Ini menjadi terang bagi saya bahwa kita Harus sampai mengasihi musuh sama seperti Al-Masih. Jika musuh tersebut kita diminta untuk memberikan kasih kita, maka demikian juga kasih kepada sesama juga harus besar sebagaimana Allah sudah telah melimpahkan kasihnya kepada kita, supaya kita sebarkan kepada semua orang melalui BANK Injil KA. 🙏🏻